Ilustrasi dokter. Indonesia diapresiasi dalam pengembangan SDM kesehatan.
Fashion

Indonesia Diapresiasi dalam Pengembangan SDM Kesehatan

Ismail Fahmi
Selasa, 22 Juli 2014 - 19:40
Bagikan
Bisnis.com. JAKARTA--Indonesia mendapat apresiasi dari peserta pertemuan Meeting of the Global Health Workforce Alliance (GHWA) Board ke-7, atas komitmen yang kuat dalam pengembangan  SDM kesehatan, yang dikerjakan secara lintas sektor.
 
"Kita sangat diapresiasi  oleh peserta pertemuan GHWA Board tersebut, terhadap komitmen kita dalam memperhatikan dan mengembangkan SDM kesehatan. Karena hal itu tidak hanya dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan saja, tapi lintas kementerian dan sektor," kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Selasa (22/7/2014).
 
Ali Ghufron yang memimpin delegasi Kemenkes RI dalam pertemuan GHWA Board ke-7, yang berlangsung 17-18 Juli 2014 di Kantor WHO, Jenewa, Swiss, menyampaikan hasil dari pertemuan tersebut kepada media di Jakarta.
 
Wamenkes hadir pada pertemuan tersebut dalam kapasitas sebagai anggota Board GHWA, mewakili negara-negara anggota WHO SEAR.
 
Dia menyebutkan pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas beberapa agenda teknis, dan administrasi. Antara lain pemilihan anggota baru dan rotasi anggota Board GHWA. Board self assessment, serta rencana kerja dan strategi global HRH.
 
"Ada beberapa hal penting yang disampaikan oleh sekretariat GHWA dari hasil pertemuan tersebut," kata Wamenkes.
 
Diantaranya terdapat dua faktor demografi yang terkait dengan SDM kesehatan (Human Resources for Health/HRH), yaitu:
 
Pertama dari segi ageing, dimana semakin tinggi usia harapan hidup, mengakibatkan jumlah pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan juga meningkat.
 
Kedua, peningkatan jumlah penduduk yang besar, mengakibatkan kebutuhan HRH juga semakin meningkat.
 
Selain itu, kata Wamenkes, Dirjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyampaikan bahwa kekurangan HRH tidak hanya dalam hal jumlah saja. Tapi juga terkait masalah distribusi dan sudah jadi masalah dunia.
 
Ada beberapa negara yang mampu mengatasi kekurangan HRH dengan memberikan bayaran yang besar. Namun, banyak juga negara yang tidak memiliki dana besar untuk membayar ketersediaan HRH, hal ini perlu dicari solusinya.
 
Saat ini kendala utama isu HRH di dunia adalah kurangnya data, sehingga sulit menetapkan perencanaan dan kebijakan. Selain itu pembiayaan kesehatan saat ini 90% diperuntukkan rumah sakit.
 
Menurut Dirjen WHO, hal itu tidak baik. Jadi, yang perlu ditingkatkan adalah kesehatan masyarakat melalui promotif dan preventif, dan memfokuskan pelayanan kesehatan pada tingkat pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas).
 
"Board diminta tidak hanya melakukan advokasi saja, tapi melakukan aksi langsung membantu negara-negara mengatasi demand untuk HRH," ujar Wamenkes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro