Fashion

WHO Prioritaskan Enam Masalah Kesehatan

Rahmayulis Saleh
Sabtu, 25 Oktober 2014 - 12:32
Bagikan

WHO Prioritaskan Enam Masalah Kesehatan
   Bisnis.com, JAKARTA — Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada enam‎ masalah prioritas kesehatan dunia, yang memerlukan kepemimpinan yang baik.

“Keenam masalah ini juga amat relevan dengan Indonesia dalam 5 tahun ke depan,” kata Prof. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, melalui surat elektroniknya dari Jenewa, Sabtu (25/10/2014).

Tjandra mengatakan saat ini dia berada di Markas Besar WHO di Jenewa, Swiss. “Saya diundang sebagai Advisory Group WHO, seluruhnya ada 18 pakar kesehatan masyarakat dari berbagai negara di dunia. Kami mengadakan rapat sejak 21 Oktober,” ujarnya.

Tjandra mengatakan keenam prioritas masalah kesehatan di dunia tersebut, adalah:

1.Menyelesaikan agenda kesehatan MDGs‎ yang belum selesai, yaitu menyangkut masalah kesehatan ibu, kesehatan anak, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan.

“Untuk Indonesia, target MDG yang mungkin sulit tercapai adalah penurunan angka kematian ibu (AKI) dan beberapa indikator HIV (tentang pengetahuan umum, dan penggunaan kondom),” ujar Tjandra.

2. Menangani penyakit tidak menular (PTM) dan fa‎ktor risikonya. Yaitu penyakit kanker, jantung, diabetes, penyakit paru kronik. Faktor risiko merokok, diet, kurang aktivitas fisik, dan alcohol. “Sejak 2010 kita sudah menggalakkan program PTM di Indonesia, juga penanggulangan merokok,” katanya.

3. Penerapan International Health Regulation (IHR) 2005, supaya dunia siap menghadapi kemungkinan pandemi dan melakukan prevensi, deteksi, dan respon (PDR), untuk berbagai penyakit wabah dunia, seperti ebola, MERS-CoV, flu burung, dan lainnya.

Di WHO Asia Tenggara, kata Tjandra, hanya Indonesia dan Thailand yang sudah dinyatakan mampu melaksanakan IHR secara penuh.

4. Menjamin terselenggaraanya Universal Health Coverage (UHC), seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)‎ di Indonesia, agar mereka yang sakit mendapat pelayanan baik dan terjangkau, tanpa memberi beban finansial bagi diri dan keluarganya.

“SJSN dan JKN sudah kita mulai pada 2014 ini, dan akan mencakup seluruh penduduk pada 2019,” ungkapnya.

5. Jaminan ketersediaan obat dan alat kesehatan yang baik dan bermutu pada seluruh masyarakat, dimanapun dia berada.

Keberadaan obat dan alat kesehatan, katanya, a.l sejalan dengan ketersediaan lebih dari 1.000 rumah sakit, dan sekitar 9.000 Puskesmas di seluruh Indonesia.

6. ‎Menangani determinan sosial, ekonomi dan lingkungan yang jelas akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat. “Hal itu selalu dilakukan kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan unit terkait lain,” ujar Tjandra‎.

 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmayulis Saleh
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro