Sejumlah Jamaah Haji Kloter (Kelompok Terbang) I Embarkasi Surabaya berjalan sesaat usai turun dari pesawat Saudi Airlines di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (10/10). Selain Jamaah Haji Kloter I Embarkasi Surabaya, jamaah haji dari berbagai Embarkasi di Indonesia, hari ini mulai kembali ke Tanah Air. /ANTARA
Fashion

Seluruh Jamaah Haji Indonesia Negatif MERS-CoV

Rahmayulis Saleh
Selasa, 28 Oktober 2014 - 22:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat tidak perlu khawatir dengan serangan virus MERS-CoV, yang diisukan dibawa oleh jamaah haji Indonesia yang baru pulang dari Tanah Suci.

“Sehubungan dengan berita beberapa hari terakhir ini tentang dugaan MERS-CoV yang menimpa jamaah haji Indonesia yang baru pulang dari Tanah Suci. Maka saya sampaikan bahwa hingga Selasa, 28 Oktober malam ini, data dari Lab Balitbangkes Kemenkes semua hasilnya negatif MERS CoV,” kata Prof Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan PPenelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Selasa (28/10/2014) malam.

Dia menuturkan masyarakat Indonesia patut bersyukur, karena sepanjang musim haji 2014, tidak ada kasusMiddle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) dan Ebola. 

Namun, lanjutnya, harus diingat bahwa dalam waktu dekat ini masyarakat sudah akan berangkat untuk menjalankan ibadah umrah. “Untuk itu perlu kewaspadaan terhadap MERS-CoV,” ujarnya.

Dia kembali mengingatkan kepada jamaah umrah Indonesia yang jumlahnya bisa sampai ratusan ribu orang, agar dapat menjaga kesehatannya. Di Arab Saudi sampai akhir Oktober 2014 ini, katanya, ada 772 kasus MERS-CoV. Sebanyak 431 pasien sembuh, dan 329 orang meninggal (angka kematian 42,61 %), serta 12 orang masih dalam perawatan.

Setidaknya ada 4 hal yang ‘membandingkan’ MERS-CoV dengan Ebola, kata Tjandra. Yaitu:

1. Harus disadari bahwa ‎bagi kita di Asia (dan Indonesia), risiko untuk mendapatkan MERS-CoV lebih tinggi dari Ebola. Sebab, adanya direct flight dari Timur Tengah ke Indonesia, dan banyaknya WNI yang pergi ke Timur Tengah.

2.  MERS-CoV menular melalui udara. Jadi kalau di pesawat ada pasien MERS-CoV yang batuk, maka 2 kursi depan, belakang dan di sampingnya, dapat saja mungkin tertular. Sementara itu kalau Ebola, dalam penularannya harus ada kontak langsung dengan cairan tubuh pasien.

3. Sampai akhir Oktober ini, MERS CoV sudah menyebar luas. Yaitu, di 12 negara Timur Tengah, 8 negara Eropa, 2 negara Afrika, 1 negara Amerika, dan 2 negara Asia.

Sedangkan Ebola sampai akhir Oktober ini ada di 7 negara Afrika (2 sudah dinyatakan bebas), 1 negara Amerika, dan 1 negara Eropa.

‎4. Angka kematian MERS-CoV sekarang sekitar 40%. Tidak terlalu jauh dari kematian Ebola yang hampir 50%.

Dalam menghadapi keberangkatan jamaah umroh, kata Tjandra, maka mumpung masih ada waktu. dianjurkan agar para calon jamaah sekarang mulai memeriksakan ‎dirinya.

Data menunjukkan bahwa 60-70% pasien MERS-CoV itu punya penyakit kronik sebelumnya, seperti DM, penyakit ginjal, jantung, dan paru kronik, hipertensi, dan lainnya.

“Nah, kalau diperiksa dari sekarang maka berbagai penyakit itu dapat diobati lebih awal, dan risiko tertular MERS-CoV menjadi jauh berkurang. Juga kembali diingatkan agar jamaah umroh tidak kontak dengan unta ketika di Tanah Suci,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Sepudin Zuhri
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro