Bisnis.com,Jakarta— Smoke Free Agents atau SFA menilai cara efektif untuk mengurangi jumlah perokok anak adalah dengan larangan total iklan, promosi, dan sponsorship iklan rokok.
Selain itu, diberlakukannya peraturan kawasan tanpa rokok secara konsisten dan tegas. Sehingga dapat mengurangi jumlah perokok yang sudah banyak di Indonesia.
Perwakilan Smoke Free Agents (SFA) Ricki Cahyana mengatakan langkah lain yang harus dilakukan pemerintah Joko Widodo yaitu memberlakukan kenaikan cukai setinggi-tingginya, dan penyedian program berhenti merokok terutama para perokok aktif.
“Ratifikasi FCTC atau Framework Convention on Tobacco Control harus dilakukan pemerintah jika serius ingin mencegah perokok khususnya dikalangan anak-anak,” tuturnya Minggu (08/02).
Menurutnya iklan rokok menyumbang pengaruh terbesar pada anak-anak untuk mulai merokok. Hal ini terbukti dengan hasil survey Komnas Perlindungan Anak dan Universitas Indonesia pada 2007 menunjukkan yang melatarbelakangi remaja merokok adalah 70% karena iklan rokok.
Mirisnya rerata anak usia 15 sampai 19 tahun terbanyak pertama kali mencoba merokok yaitu sampai 43%. Sedangkan usia 10 tahun mencapai 33% dan usia 5 sampai 9 tahun hanya 1,7% usia mencoba pertama merokok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
