Istana Bogor di Kota Bogor/Antara
Relationship

Perpaduan Unsur China, Sunda, Dan Kolonial Dalam Bangunan

Yustinus Andri DP
Minggu, 26 April 2015 - 09:37
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Kota Bogor memang dikenal memiliki bermacam-macam jenis arsitektur eksterior dan interior pada berbagai bangunannya.

Desain berjenis kolonial Belanda, China dan Sunda cukup mendominasi dan banyak diterapkan di berbagai bangunan di kota ini. Fenomena beragamnya desain arsitektur yang ada di Bogor inilah yang coba ditangkap oleh Hotel The 101 Bogor Suryakancana pada bagian kanopi depan, lobi dan restorannya.

Ketiga bagian tersebut sengaja tampak ditonjolkan untuk menampilkan identitas dari hotel yang dikelola oleh PHM Hospitality ini. Untuk kanopi bagian depan, diilhami dari bentuk bangunan gaya kolonial Belanda. Bedanya kanopi ini dibuat dengan ukuran yang lebih besar dari biasanya.

Ukuran besar tersebut otomatis membuat pilar-pilar penyangga kanopi tampak kokoh dan elegan, sehingga mampu menampilkan kesan mewah. Hanya saja bangunan ini tak tergabung secara langsung dengan bangunan utama. Sebagai penghubung antara bangunan kanopi besar dengan bangunan utama hotel, terdapat sebuah lorong kecil yang membawa unsur arsitektur China di dalamnya.

Unsur China tersebut tampak di samping kiri dan kanan lorong yang terdapat kolam ikan koi yang dianggap membawa hoki bagi pemiliknya. Sementara itu untuk mempercantik atap lorong kecil ini, disematkan teralis yang berbentuk jaring-jaring besi di atapnya. Beralih ke lobi hotel, unsur kolonial juga muncul dan ditonjolkan di ruang ini.

Hal tersebut terlihat dari penggunaan jendela di beberapa sudut ruangan yang berbentuk window blind dengan dominasi warna putih khas bangunan lama. Penggunaan perabotan pendukung berupa jendela berbentuk window blind ini juga diterapkan di ruangan restoran yang diberi nama Djoeragan Resto and Lounge.

Restoran ini terletak tepat di samping lobi hotel. Selain unsur kolonial Belanda yang digunakan, unsur budaya China juga tampak digunakan pada restoran ini. Namun hal tersebut bukan muncul pada material penyusun bangunan, melainkan hanya pada perabotan seperti meja dan kursi.

Kedua perabotan tersebut memiliki ukiran, lekuk dan warna coklat tua khas perabotan kayu asal China. Sementara itu untuk kesan budaya Sunda dimunculkan pula pada perabotan pendukung yang berukuran tak terlalu besar. Contohnya mulai dari penggunaan miniatur angklung, wadah lilin yang berbentuk cobek hingga tungku tanah liat yang digunakan untuk memanaskan makanan.

Selain digunakan di bagian restoran, unsur Sunda juga dipakai untuk menamai sejumlah ruang pertemuan yang ada di lantai bawah hotel ini. Beberapa ruang pertemuan tersebut diantaranya dinamai dengan nama khas masyarakat Sunda seperti Tirta, Rangga Gading, Lawang Seketeng, Gedong Dalem dan Pedati.

“Konsep perpaduan budaya yang unik seperti inilah yang kami rasa cocok dengan sasaran konsumen kami, yakni konsumen kelas menengah premium,” ujar General Manager The 101 Bogor Suryakancana Willy Suderes.

Di samping membawa konsep budaya pada beberapa bagian bangunannya, Hotel The 101 Bogor Suryakancana juga memasukkan unsur modern pada beberapa sisi bangunannya. Hal tersebut muncul dalam penggunaan warna coklat muda yang dipadukan dengan warna putih pada fasad hotel ini. Tak heran dari kesan modern tapi elegan terpancar pada bangunan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro