Anak belajar makan sendiri/telegraph.co.uk
Health

Pentingnya Mikronutrien Pada Anak-anak

Reni Efita
Selasa, 12 Mei 2015 - 10:08
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA -- Seribu hari pertama kehidupan anak adalah masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang cukup diperlukan untuk mendukung kesehatan anak masa depan. Anak membutuhkan miktonutrien yang cukup.
 
WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulanpertama kehidupan bayi, dan memperkenalkan makanan pendamping ASI seperti yangdisarankan oleh tenaga kesehatan sejak bayi genap berusia 6 bulan, dan tetap memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Agar anak tetap sehat pada masa penyapihan, MP-ASI harus bernutrisi, bersih, aman, dan diberikan dalam jumlah yang tepat.
 
"Berdasarkan kajian literatur, secara umum praktek pemberian MP-ASI pada anak belum optimal. Hal ini menjadi salah satu penyebab masih tingginya angka malnutrisi pada anak di Indonesia, ungkap dr.Trevino dari Kedokteran Komunitas Universitas Indonesia, Jakarta, dalam rilisnya, Senin (11/5/2015).
 
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan peningkatan prevalensi malnutrisi pada balita dibandingkan tahun sebelumnya. Prevalensi anemia pada balita usia 12-59 bulan di Indonesia sebesar 28,1%, yang artinya 1 dari 4 balita di Indonesia menderita anemia. Data yang sama juga menunjukkan 1 dari 3 balita di Indonesia menderita stunting (pendek).
 
Namun tampaknya praktek pemberian MP-ASI di Indonesia belum sesuai dengan rekomendasi WHO. Hal ini kemungkinan menjadi salah satu penyebab masih tingginya angka malnutrisi di Indonesia.
 
Pemberian MP-ASI, katanya, harus dilakukan dengan tepat, baik waktu, jumlah, jenis, dan kualitasnya. Kekurangan asupan mikronutrien dalam jangka panjang dapat berakibat pada defisiensi zat gizi mikro sampai terjadi gejala klinis seperti anemia. Jika tidak segera ditangani, maka anemia akan berdampak negatif seperti penurunan kognitif dan anak mudah terkena infeksi.
 
Head of Public Health Nutrition Department Dr. Jrg Spieldenner, seorang staf ahli dari Nestl Research Center di Lausanne, melakukan beberapa penelitian mengenai defisiensi mikronutrien, hasil penelitian itu menunjukkan biaya medis yang dikeluarkan karena kekurangan zat besi, zink, dan vitamin A di Filipina mencapai ratusan miliar per satu tahun untuk satu generasi.Salah satu solusi untuk mencegah defisiensi mikronutrien, katanya, adalah dengan fortifikasi pangan. Fortifikasi adalah upaya meningkatkan mutu gizi pangan dengan menambahkan satu atau lebih zat gizi mikro tertentu pada makanan tersebut.
 
Berdasarkan penelitian Gera, dkk. (2012) mengkaji 60 penelitian percobaan fortifikasi yang dilakukan di Asia, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika pada negara berpenghasilan rendah hingga menegah hasilnya menunjukkan konsumsi makanan dengan fortifikasi zat besi meningkatkan konsentrasi hemoglobin dan menurunkan risiko terjadinya anemia dan defisiensi besi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Efita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro