Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Abdulah Syafii, Kampung Melayu, Jakarta/Antara
Health

Hati-Hati, Suara Bising Lalu Lintas Bisa Percepat Kematian

Dimas Novita Sari
Kamis, 25 Juni 2015 - 14:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah penelitian baru mengungkapkna suara bising yang diakibatkan dari lalu lintas dapat memperpendek hidup Anda.

Orang yang dikeliling oleh suara gemuruh truk berjalan, suara klakson, hingga decitan ban terpapar intensitas suara 60 desible, lebih tinggi 4%, dari intensitas suara yang dihasilkan pembiacaraan yang keras yakni 55 desibel. Hal tersebut menyebabkan tekanan darah meningkat, masalah tidur, dan stres.

Pemimpin penelitian dari London School of Hygiene & Tropical Medicine Jaana Halonen mengatakan studi yang dilakukannya menekankan korelasi kebisingan jalan dengan stroke dan kematian.

Studi tersebut melibatkan 8,6 juta masyarakat yang tinggal di Londong dari 2003 hingga 2010, sehingga menjadi studi terbesar mengenai dampak dari kebisingan lalu lintas hingga saat ini.

"Temuan kami berkontribusi bagi tubuh atas bukti bahwa pengurangan kebisingan lalu lintas dapat bermanfaat bagi kesehatan," jelasnya seperti yang dikutip dari DailyMail, Kamis (25/6/2015).

The World Wealth Organisation mendefinisikan 55 desible sebagai tingkat kebisingan yang dapat menyebabakan masalah kesehatan di masyarakat. Lebih dari 1,6 juta orang di London mendengarkan kebisingan akibat lalu lintas dalam besaran tersebut.

Selain mempercepat kematian, studi ini juga menunjukkan orang dewasa yang tinggal di daerah dengan kebisingan lalu lintas yang tinggi, 5% lebih mungkin dirawat di Rumah Sakit akibat stroke dibandingkan dengan mereka yang tinggal di lingkungan yang lebih tenang.

Mengomentari penemuan tersebut, Ketua Kardiovaskular Kedokteran dan Epidemiologi University of Wrwick, Fancesco Cappucinno mengatakan kebisingan tidak memiliki hubungan sebab akibat langsung dengan kematian.

Hanya saja, akibat dari kebisingan yang mengganggu kuantitas dan kualitas tidur, jika berkelanjutan dari waktu ke waktu memang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko semua penyebab kematian, dan peningkatan stroke dan tekanan darah yang tinggi.

"Oleh karena itu kebijakan publik mengenai kesehatan harus memperhatikan bukti baru yang muncul ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro