Film Ayat-ayat Cinta/
Entertainment

Ayat-Ayat Cinta Jadi Awal Tren Film Diangkat dari Novel Laris

Azizah Nur Alfi
Rabu, 5 Agustus 2015 - 08:02
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Cerita yang diangkat dari novel best seller masih menjadi daya pikat bagi produser untuk dituangkan dalam film layar lebar. Sebut saja Catatan Akhir
Kuliah
yang tayang serentak pada 30 Juli 2015 diangkat dari novel best seller karya Sam Maulana dengan judul yang sama. Sebelumnya, Surga Yang Tak Dirindukan yang tayang pada 15 Juli 2015 diangkat dari novel best seller karya Asma Nadia dengan judul yang sama.

Produser film Ketika Mas Gagah Pergi Adha Muawiah menuturkan tren film layar lebar yang diangkat dari novel laris sudah dimulai sejak lama. Jika dirunut beberapa tahun terakhir, tren ini mulai sejak penayangan film Ayat-Ayat Cinta pada 2008 yang diangkat dari novel best seller dengan judul yang sama karya Habiburrahman El Shirazy. Di tahun yang sama, kemudian berlanjut pada film Laskar Pelangi dari novel karya Andrea Hirata. Tren ini masih berlanjut pada tahun berikutnya hingga saat ini, seperti penayangan film Ketika Cinta Bertasbih pada 2009. Mutu cerita yang baik pada akhirnya mengantarkan film adaptasi novel menjadi sukses di pasaran.

Namun, novel laris tidak menjadi jaminan bagi sebuah film menuai kesuksesan serupa dengan novelnya. Adha melihat hal ini tergantung bagaimana tim produksi mengemas
cerita novel tersebut. Tantangan paling berat untuk film yang diangkat dari novel laris ini adalah menuangkan bahasa tutur menjadi bahasa visual. Bagaimana mengakomodir keinginan pembaca setianya tapi juga mampu membaca keinginan dari penonton rutin, di luar pembaca, Ini yang akan menentukan kesuksesan sebuah film, terangnya.

Adha optimis film Ketika Mas Gagah Pergi dari novel karya Helvy Tiana Rosa yang akan tayang awal 2016 akan menarik lebih dari satu juta penonton. Optimisme ini melihat antusiasme gerakan crowdfunding sukses mengumpulkan Rp350 juta dari pembaca dan masyarakat untuk film ini. Di luar pembaca novelnya, berbagai komunitas ikut mendukung film ini seperti ODOJ, FLP, Hijab Mom Community. Gerakan crowdfunding hanya untuk melihat seberapa antusiasme pasar atas film ini. Nantinya dana yang
terkumpul untuk charity, yakni untuk Palestina dan Literasi Anak Bangsa, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro