Merokok/boldsky.com
Health

Kanker Bukan Lagi Hanya Jadi Penyakit Tapi Masalah Sosial

Wike Dita Herlinda
Minggu, 23 Agustus 2015 - 14:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dosen Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Profesor Hasbullah Thabrany berpendapat penyakit kanker di Indonesia saat ini bukan lagi sekadar masalah kesehatan, tapi juga masalah sosial.

Saat ini, setiap 250 dari 1.000 orang Indoensia terserang penyakit kanker. Permasalahannya, penderitanya semakin banyak yang berasal dari kelas masyarakat berpendapatan rendah. Untuk itu, dibutuhkan gerakal sosial untuk menangani potensi krisis akibat kanker.

“Masyarakat berpendapatan rendah di Indoensia merokok lebih banyak ketimbang masyarakat kaya. Selain itu, 84% warga Indonesia kekurangan serat. Mereka tidak sadar bahwa gaya hidup ini menyebabkan kanker. Kanker masih dicap sebagai ‘nasib buruk’,” ujar Thabrany di Bali baru-bari ini.

Padahal, kata Hasbullah, biaya pengobatan kanker di Indonesia berkisar antara US$800—US$15.000. Untuk kanker payudara, misalnya, dibutuhkan ongkos minimal US$17.000, alias 370 kali lipat dari upah minimum DKI Jakarta.

“Masyarakat Indoensia setiap tahun merokok 360 miliar batang rokok, setara dengan membakar uang US$30 miliar—US$35 miliar/tahun. Paddahal, anggaran pemerintah untuk kesehatan hanya US$70 miliar dan rata-rata iuran [BPJS] hanya US$5/bulan.”

Untuk itu dia menyarankan mulai tahun depan anggaran untuk sosialisasi dan screening kanker oleh Kementerian Kesehatan dinaikkan menjadi Rp2 triliun, guna mendidik segala lapisan masyarakat akan pemahaman dan kesadaran kanker sejak dini.

Di lain pihak, Profesor Nirmala Bhoo-Pathy dari Cancer Epidemilogist University of Malaya menambahkan rata-rata biaya pengobatan kanker adalah US$15.000/tahun, sehingga pasien dengan pendapatan kurang dari US$1.100/bulan akan kesulitan membayar pengobatan.  

Dari riset itu, hampir 80% pasien kanker di Asia Tenggara baru didiagnosia untuk pertama kalinya saat kankernya telah memasuki stadium lanjut (2 sampai 4). Hanya 12% yang pertama kali didiagnosa pada stadium 1.

“Padahal, rerata PDB/kapita Asean US$3.553,75/tahun. Di negara-negara tersebut, penderita kanker terpaksa menggunakan tabungan masa depan.  Mereka menghabiskan 30% atau lebih dari penghasilan utama rumah tangga dan uang saku untuk biaya pengobatan kanker.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro