Ilustrasi-Pameran seni/Jibiphoto
Show

Pasar Tebet Lokasi Market Share Jerman Fest 2015

Azizah Nur Alfi
Sabtu, 5 September 2015 - 15:54
Bagikan
Hasil gambar untuk Goethe Institut
Hasil gambar untuk Goethe Institut
Bisnis.com,
JAKARTA - Pasar Tebet akan menjadi ruang seni bagi 10 seniman muda asal Indonesia dan Jerman dalam kegiatan Market Share di Jerman Fest 2015.
 
Fasilitator pameran Leonhard Bartolomeus menuturkan konsep awal kegiatan Market Share seniman Jerman-Indonesia adalah proyek seni di ruang publik. Pada awalnya, taman menjadi alternatif pertama sebagai ruang berkreasi para seniman karena secara kondisi lebih aman tanpa adanya konflik.
 
"Yang terbaca pertama kali adalah bikin patung di taman. Tapi akan lebih menarik menyuguhkan sesuatu yang berbeda," terangnya usai konferensi pers Jerman Fest di Goethe Haus Institut Jakarta, belum lama ini.
 
Mereka akhirnya sepakat memilih pasar sebagai situs bekerja seniman muda dari kedua negara ini.
 
Sebelumnya, mereka telah melakukan riset pasar sejak Juli kemarin. Beberapa pasar menjadi lokasi tujuan riset a.l. Pasar Santa, Pasar Minggu, Pasar Senen, dan Pasar Jatinegara. Namun, pilihan jatuh pada dua pasar ini, Pasar Tebet Barat dan Timur, karena suasananya yang masih asli.
 
Kegiatan Market Share menjadi satu dari beberapa rangkaian kegiatan Jerman Fest yang bertajuk Bersama Menuju Masa Depan. Jerman Fest yang akan digelar selam tiga bulan merupakan hasil kerja sama antara Goethe Institut Indonesia, Kedutaan Besar Jerman Jakarta dan EKONID.
 
Jerman Fest akan dibuka pada 5 September yang ditandai dengan pemutaran film bisu mahakarya Fritz Lang berjudul Metropolis di Teater Jakarta, yang diiringi oleh film orchestra Babelsberg.
 
Metropolis merupakan film bisu ekspresionis Jerman yang diproduksi mulai 1925-1926. Film ini merupakan film bergenre fiksi ilmiah pertama yang berlatar kota masa depan dengan tingkat sosial yang terbagi-bagi. Film yang dianggap menjadi salah satu karya terpenting dalan sejarah ini merupakan film dengan biaya produksi termahal pada masanya.
 
Berbagai rangkaian kegiatan selama tiga bulan ini tidak hanya hadir di Jakarta, tapi juga di beberapa kota di Indonesia. Di antaranya, kolaborasi antara musisi muda dan komponis Indonesia dengan Ensemble modern yang sudah dikenal di dunia, kerja sama antara teater boneka Papermoon dari Yogyakarta dan Retrofuturisten dari Berlin. Juga pertunjukan Teater Garasi dan Rimini Protokol berkolaborasi untuk proyek 100% Yogyakarta yang merefleksikan masyarakat urban dan juga mengikutsertakan masyarakat umum selama pementasan di panggung.
 
Adapun pada Oktober, Indonesia akan hadir sebagai negara tujuan Frankfurt Book Fair, sebuah pekan raya terbesar di bidangnya di seluruh dunia.
 
"Kerja sama dan inovasi adalah moto dari program-program kebudayaan di acara Jerman Fest. Kami ingin memfasilitasi hubungan kerja langsung antara seniman-seniman Indonesia dan Jerman yang luar biasa dan mencoba format baru, misalnya kolaborasi antara kelompok wayang boneka Papermoon dari Indonesia dan Retrofuturisten dari Jerman, jelas Direktur Goethe-Institut Indonesian Heinrich Blmeke.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro