Hendaknya atasan juga memberi contoh yang baik atas hubungan sesama rekan kerja yang saling mengisi dan mengembangkan kerja sama tim yang solid.
Relationship

Begini Melawan Bullying di Tempat Kerja

Wike Dita Herlinda
Minggu, 15 November 2015 - 21:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah bullying? Namun, siapa sangka bullying yang biasanya dilakukan di kalangan remaja atau anak-anak, juga lazim terjadi di lingkungan kerja.

Sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari aksi bullying yang terjadi di tempat kerjanya, baik pada rekan kerja atau dirinya sendiri yang tengah menjadi korban bullying. Sebagian besar pekerja menganggapnya sebatas pada fenomena yang wajar terjadi di banyak tempat kerja.

Menurut The Workplace Bullying Institute, pengertian bullying adalah perilaku yang mengganggu atau menyakiti kesehatan (fisik dan mental) seseorang dan dilakukan secara terus-menerus dalam bentuk kekerasan verbal, perilaku ofensif, ancaman, mempermalukan, mengintimidasi, dan menyabotase suatu pekerjaan.

Seseorang biasanya menjadi bully (pelaku bullying) untuk menekan rekan kerjanya agar tetap diam, submisif, atau melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya. Bullying juga kerap dilakukan orang-orang yang populer untuk mempertahankan ‘status’ superior mereka.

Robin Kowalski, Profesor Psikologi dari Clemson University, mengatakan bullying di tempat kerja berbeda dengan di sekolah. Sebab, pelakunya adalah orang-orang yang sudah dewasa dan seharusnya memiliki kendali emosi yang lebih baik ketimbang para remaja.

“Jadi, bullying di kantor biasanya dilakukan secara sengaja dan penuh perhitungan,” katanya, sebagaimana dikutip dari  Bloomberg. Korban  bullying kerap kali akan kesulitan memberikan performa terbaiknya dalam bekerja, dan tak jarang berujung pada pengunduran diri.

Berdasarkan lansiran Forbes, ciri-ciri bullying di tempat kerja adalah adanya kritikan pedas yang terkesan mengada-ada dan dilakukan terus-menerus oleh rekan/ atasan terhadap seseorang, bahkan ketika orang tersebut telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik.

Selain itu, adanya orang-orang yang suka bergosip dan menusuk dari belakang, seperti menyebarkan kebohongan untuk menjatuhkan reputasi rekannya. Berikutnya, adanya rekan kerja yang berusaha mengacaukan/ menyabotase pekerjaan supaya Anda gagal menyelesaikannya.

Selanjutnya, adanya orang-orang yang terus menyalahkan apapun yang Anda kerjakan tanpa alasan jelas, meski tugas telah dilakukan dengan baik.

Terakhir, adanya rekan-rekan kerja yang secara terbuka melakukan ‘penindasan’, seperti berkata kasar, berteriak, mempermalukan, mengintimidasi, atau seolah ingin ‘menelanjangi’ kesalahan Anda di depan orang banyak.

CARA MENGAKHIRI

Guru Besar Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Indonesia Endang Parahyanti menjelaskan untuk melawan praktik bullying di kantor, kita harus mengembangkan sikap asertif dan jangan merasa sungkan untuk menolak sesuatu yang mengusik psikologis kita.

“Namun, penolakan harus dilakukan dengan cara-cara yang pantas atau menyatakan apa yang dirasakan, sehingga tidak timbul rasa tertekan karena harus menjalankan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dikerjakan,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan meningkatkan kepercayaan diri. Jika terlanjur menjadi korban bullying, sangat disarankan untuk tidak berlarut-larut memendam perasaan tidak berdaya, yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap performa kerja secara keseluruhan. 

“Korban harus berbicara kepada orang lain yang dipercaya. Orang yang memiliki legitimasi di tempat kerja adalah tempat ideal untuk diajak bicara dan mencari penyelesaian masalah yang sesuai dengan aturan organisasi,” jelasnya.

Sebaliknya, jika Anda mengetahui ada praktik bullying di sekitar tempat kerja, sebaiknya Anda berani angkat bicara atau menceritakannya kepada manajemen. Di samping itu, kata Endang, organisasi atau perusahaan juga perlu membuat SOP (standard operating procedure) yang jelas untuk mengatasi kasus bullying  di tempat kerja, dilengkapi dengan tindakan apa yang harus dilakukan bila sampai terjadi kasus bullying.

Sementara itu, untuk menumbuhkan suasana kantor yang bebas bullying, setiap orang harus membangun budaya kerja yang saling menghargai, menumbuhkan sikap hormat antaratasan dan bawahan, adil, dan setara.

“Peranan atasan dan top management dalam hal ini sangat penting untuk membangun budaya tersebut. Hendaknya atasan juga memberi contoh yang baik atas hubungan sesama rekan kerja yang saling mengisi dan mengembangkan kerja sama tim yang solid.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (15/11/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro