Tubuh manusia terbukti dapat mencerna aneka makanan dengan baik dalam waktu bersamaan. /Bisnis.com
Health

Food Combining Sembuhkan Kanker?

Tisyrin Naufalty Tsani
Minggu, 22 November 2015 - 04:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Konsep diet  food combining belakangan ini menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Selain dipercaya dapat menurunkan berat badan, ada pula pihak yang mengklaim food combining  dapat mengatasi kanker.

Konsep food combining itu pada dasarnya bertentangan dengan pola makan ideal yang disarankan pakar gizi. Secara medis, khasiat food combining pun masih menjadi pertanyaan.

Food combining mulanya diperkenalkan oleh seorang dokter dan ilmuwan asal Amerika Serikat William Howard Hay. Dia mengalami obesitas serta terkena penyakit kronis. Setelah menjalani diet  food combining, konon berat badannya menjadi normal dan bebas dari penyakit berat.

Dalam pola diet ini, terdapat prinsip makanan memerlukan enzim cerna berbeda-beda sehingga jika mengkonsumsi makanan yang tidak satu kelompok, pencernaan akan terhambat.

Lebih lanjut pakar food combining Anung Nur Rachmi mengatakan kombinasi food combining dan konsultasi terhadap psikolog dapat mencegah dan mengobati seseorang dari kanker.

Selain itu pola diet tersebut secara umum akan menyehatkan tubuh. Melalui konsep tersebut, seseorang akan memasukan lebih banyak nutrisi yang tepat bagi tubuh sehingga sel kanker akan mati dengan sendirinya. “Hentikan suplai makanannya maka sel-sel kanker akan mati dengan sendirinya,” katanya.

Dia mengatakan sel kanker akan tumbuh dan berkembang jika diberi makanan seperti gula, susu sapi, tepung terigu, dan protein hewani. Oleh karena itu konsumsi sayur dan buah dalam food combining menjadi dominan.

Pada konsep food combining, konsumsi karbohidrat disarankan hanya 20% dalam sehari, karena bagaimanapun tubuh membutuhkannya. Dengan angka tersebut artinya dalam sehari konsumsi nasi hanya satu porsi.

Sementara itu protein hewani sebanyak 10% atau sekali sehari. Selanjutnya, konsumsi vitamin dan mineral (sayur, buah, kacang-kacangan) sebanyak 70% dalam sehari.

Pola ini bertentangan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu mengkonsumsi nasi setiap kali makan, dikombinasikan dengan lauk pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan.

Anung menjelaskan dalam prinsip food combining, 80% makanan yang dikonsumsi adalah pembentuk basa, dan sebanyak 20% merupakan pembentuk asam. Jika tubuh terlalu banyak mengkonsumsi makanan pembentuk asam, maka tubuh akan mudah sakit.

Prinsip lainnya dalam  food combining adalah buah harus dimakan saat perut kosong, tidak boleh dimakan setelah makan. Karena itu pakar food combining mengharuskan seseorang sarapan dengan buah.

Aturan lainnya karbohidrat tidak boleh dicampur dengan protein hewani, alasannya karena tubuh tidak bisa maksimal melakukan kerja pencernaan ketika keduanya masuk bersamaan. Selanjutnya, tidak makan atau minuman manis setelah makan, alias tidak mengkonsumsi dessert .

RISET MEDIS

Konon, susunan menu food combining menyesuaikan dengan kerja sistem pencernaan tubuh. Apalagi setiap jenis makanan punya lama waktu yang berbeda-beda untuk dicerna.

Menurut kalangan medis, manfaat food combining secara umum belum terbukti dalam penelitian yang dilakukan sesuai metodologi penelitian yang baik. “Benar atau tidaknya sesuatu harus dibuktikan dengan metode yang baik dan benar,” kata dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Inge Permadi.

Menurutnya, tubuh manusia sudah tercipta secara sempurna sehingga saat mengkonsumsi makanan, tak masalah mencampurkan aneka jenis makanan. Semuanya akan dicerna dengan baik dengan enzim berbeda-beda. Pada dasarnya tubuh manusia sudah siap melakukannya.

Tubuh manusia terbukti dapat mencerna aneka makanan dengan baik dalam waktu bersamaan, salah satu buktinya tubuh mampu menyimpan cadangan gula atau protein, selain itu tubuh mengeluarkan kotoran dalam bentuk yang wajar.

Inge mengatakan konsep konsumsi nasi yang tidak boleh digabungkan dengan protein hewani justru akan membuat seseorang kurang berselera makan karena rasanya yang kurang enak.

Terkait pendapat yang mengaitkan food combining  dapat menyembuhkan kanker dengan meminimalisir jenis makanan tertentu, menurutnya akan membuat sel sehat yang ada menjadi kekurangan zat gizi. Tentu hal ini akan menimbulkan efek kurang baik bagi tubuh. “Sel sehat kan butuh makan,” katanya.

Penyebab kanker bermacam-macam mulai dari faktor genetik, makanan, kurangnya aktivitas fisik, hingga stres. Untuk menghindari kanker, Inge menyarankan gaya hidup sehat dan menghindari stres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (22/11/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro