Anak-anak bertengkar. /focusforwardcc.com
Health

Menangani Anak yang Terjangkit 'Sindrom Diva'

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 6 Februari 2016 - 20:27
Bagikan

Bisnis.xom, JAKARTA- Memupuk jiwa kompetitf pada anak dapat membuahkan manfaat positif bila dikelola dengan tepat. Namun, jika tidak dikendalikan dengan baik, rasa tidak mau kalah dan egosentris yang terlalu berlebihan pada si kecil dapat membahayakan perkembangan psikologisnya.

Pernahkah Anda melihat tayangan Toddlers and Tiaras? Program televisi tentang lomba kecantikan para balita itu kerap menggambarkan banyak peserta anak-anak yang memiliki jiwa kompetisi yang tidak terkendali, sehingga merasa dirinya bak seorang diva.

Pada era milenial seperti saat ini, orang tua muda memiliki peluang yang lebih besar untuk menjerumuskan anaknya menjadi pribadi yang terlalu narsis dan egosentris. Apalagi, akses terhadap telepon seluler (ponsel) pintar dan media sosial (medsos) begitu mudah.

Sebuah riset dari University of Amsterdam mencoba menelaah mengapa semakin banyak anak pada era digital yang bersifat terlalu narsis, merasa lebih superior dibandingkan anak lain, terlalu berfantasi tentang gaya hidup glamor, dan merasa harus diberi perlakuan spesial

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 565 anak dan 705 orang tua di Belanda selama kurun waktu dua tahun, guna membuktikan hipotesis apakah anak-anak yang memiliki sindrom diva disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua.

Ternyata, anak-anak yang bermasalah dengan sifat-sifat tersebut bukanlah mereka yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Justru, mereka adalah anak-anak yang mendapatkan perhatian terlalu berlebihan dari ayah dan ibunya.

Banyak orang tua yang terlalu memuja (parental worship) buah hatinya dengan terlalu mencamkan bahwa mereka adalah anak-anak yang unik dan luar biasa. Dengan demikian, mereka merasa pantas untuk diperlakukan lebih istimewa dibandingkan anak lainnya.

Perlakuan tersebut lama-kelamaan menimbulkan sifat egosentris dan menumpulkan rasa empati pada anak. Anak-anak yang terlalu diistimewakan oleh orang tuanya berharap mendapat perlakuan istimewa dari masyarakat.

Padahal, tidak selamanya mereka dapat memperoleh perlakuan istimewa. Studi tersebut juga mengungkapkan fakta bahwa sifat narsis berlebihan pada anak semakin umum dijumpai pada era modern.

Pada banyak kasus, anak-anak yang terlalu dipuja orang tuanya ternyata tidak lebih pintar dibandingkan anak-anak sepantarannya, jelas kepala peneliti Eddie Brummelman, sebagaimana dilansir olehBloomberg.

Dalam kolom pilihan jawaban pada kuesioner untuk risetnya, Eddie menjumpai banyak ortu yang mengungkapkan anak saya lebih istimewa dibandingkan anak-anak lain, serta banyak anak yang menyatakan saya merasa luar biasa spesial.

Pada saat bersamaan, banyak orang tua yang menjawab tidak tahu untuk pertanyaan seperti Seberapa familiar anak Anda dengan buku bacaan, peristiwa sejarah, tokoh dunia, tempat bersejarah, dan pengetahuan umum lainnya?

Menanggapi fenomena tersebut, Eddie dan timnya menyarankan sebuah strategi pengasuhan (parenting) baru untuk mencegah sifat narsis pada anak, yaitu metode kehangatan orang tua (parental warmth) dan sikap realistis terhadap kemampuan anak yang sebenarnya.

Pendidikan soal harga diri (self esteem) yang salah dapat membentuk karakter narsis pada anak. Perbedaannya,self esteemtidak memicu kecemasan [anxiety] dan depresi karena selalu ingin dipandang lebih baik dibandingkan orang lain, jelasnya.

Lebih lanjut, sifat narsis berlebihan yang dipupuk pada anak dapat membuatnya bertumbuh menjadi individu yang agresif dan kasar.

Jeffrey Jensen Arnett dari Clark University menambahkan masyarakat era milenial mungkin cenderung semakin narsis, karena internet memudahkan mereka untuk bisa lebih ngeksisdi lingkungan sosialnya.

Oleh karena itu, sejak kecil ajarkanlah anak untuk memanfaatkan kemudahan itu sebagai medium membantu sesamanya dan memiliki rasa empati yang lebih besar.Jangan biarkan rasa narsis berlebihan mengubah buah hati Anda menjadi individu yang egosentris.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro