Gejala jantung9/boldsky.com
Health

Waspadai Fibrilasi Atrium di Usia 40-60 Tahun

Atiqa Hanum
Kamis, 28 Juli 2016 - 19:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Tahukah Anda prevalensi pasien Fibrilasi Atrium atau disebut FA semakin meningkat seiring bertambahnya usia serta di umur 40-60 tahun sekitar 0,2% dari populasi sedangkan pasien di atas umur 80 tahun mencapai 15-40%.

Ketua Indonesia Heart Rhtyhm Society (InaHRS) Yoga Yuniadi mengatakan FA merupakan kelainan irama jantung berupa detak jantung yang tidak regular sering dijumpai pada populasi Indonesia maupun dunia. Namun, sangat disayangkan pengetahuan dan kepedulian tentang FA sampai saat ini masih rendah.

Fakta tersebut menunjukkan FA merupakan aging disease, suatu penyakit yang prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia,” katanya, Kamis (28/7/2016)

Penderita FA, lanjutnya, memiliki risiko 5 kali lebih tinggi untuk mengalami stroke dibandingkan orang tanpa FA. Di Indonesia, sangat disayangkan banyak insiden stroke akibat FA terjadi pada usia produktif, yaitu di bawah usia 60 tahun. Pasien datang ke RS biasanya sudah dalam keadaan stroke dan setelah diperiksa ternyata disebabkan oleh FA.

Pada dasarnya, FA merupakan suatu kelainan irama jantung dimana sumber listrik jantung yang seharusnya hanya satu menjadi sangat banyak yaitu antara 450-600 sumber di serambi kiri sehingga mengeluarkan impuls yang tidak beraturan,” terangnya.

Keadaan ini, Yoga menambahkan, memicu iregularitas laju jantung bisa lebih cepat atau lebih lambat. Darah di jantung khususnya pada serambi kiri mengalami stasis (berputar-putar dan melambat) sehingga menyebabkan terjadinya penggumpalan dan jika gumpalan darah keluar dari jantung dan sampai pada pembuluh otak akan menyebabkan terjadinya stroke. Apabila gumpalan darah yang terjadi cukup besar, maka dapat mengakibatkan kecacatan yang parah.

Selain stroke, FA juga dapat mengakibatkan gagal jantung. Pada kasus FA, irama jantung menjadi ireguler sehingga kontraksi otot-otot jantung menjadi disinkroni yang dalam jangka panjang melemahkan pompa jantung dan memicu terjadinya gagal jantung dan selanjutnya diikuti dengan gagal organ penting lainnya,” ucapnya.

Dia mengungkapkan pasien yang mengalami gagal jantung akan memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 50% dalam 3 tahun. Namun demikian, jika FA diperbaiki, maka gagal jantungnya dapat disembuhkan.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (Perdossi) Salim Haris mengatakan terdapat dua jenis stroke yaitu stroke berdarah dan stroke sumbatan dengan faktor risiko usia, jenis kelamin, darah tinggi, diabetes serta FA.

FA sebagai faktor risiko sifatnya independen dan dapat dengan cepat menimbulkan stroke sumbatan,” paparnya.

Stroke yang disebabkan FA, imbuhnya, memiliki kaitan antara kardiologi dengan neurologi. Kardiologi lebih berfokus kepada FA secara patogenesis (faktor risiko atau risiko yang ditimbukan FA) yaitu mengobati FA serta melakukan pencegahan sebelum stroke yang disebut primer prevention.

Namun, jika pasien FA sudah terserang stoke, maka bidang neurologi yang menangani pasien tersebut untuk melakukan secondary prevention yaitu mencegah kekambuhan stroke sumbatan serta mencegah risiko stroke berdarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Atiqa Hanum
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro