Diskusi obat palsu dan bahayanya oleh Pfizer/ Bisnis-Mia Chitra Dinisari
Health

Berikut Cara Hindari Obat Palsu yang Buruk Bagi Kesehatan

Mia Chitra Dinisari
Senin, 31 Oktober 2016 - 19:32
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Obat merupakan zat yang digunakan untuk penetapan diagnosa penyakit, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan serta alat kontrasepsi.

Dr Hudyono staf clinical Research Supporting Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan staf penilak obat jadi Badan POM mengatakan bahan yang digunakan sebagai obat merupakan zat kimia yang memunyai efek yang positif maupun negatif bagi kesehatan manusia. "Beberapa cara pemberian obat yang aman juga tergantung peresepan dokter," ujarnya dalam diskusi bertema "Konsumsi obat yang aman, hindari yang palsu" yang digelar Pfizer hari ini.

Efek positif dari obat adalah efek yang menguntungkan dari zat kimia tersebut bagi kesehatan dan selanjutnya disebut sebagai zat aktif. Sedangkan efek negatif adalah efek yang merugikan dari zat kimia bagi kesehatan. Yang membedakan timbulnya efek tersebut adalah dosis dari zat kimia tersebut. Oleh karenanya setiap obat memunyai aturan pakai dalam penggunaannya untuk membatasi dosis obat daoat menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan.

Sayangnya, banyak orang yang kurang paham soal peredaran obat di Indonesia. Bahkan, banyak orang yang tidak paham maraknya obat palsu yang belakangan sering beredar. Pasalnya, obat palsu dan obat asli sangat sulit dibedakan. Bentuk, warna dan kemasan obat palsu terkadang sangat mirip dengan obat asli. Sebagian besar obat palsu hanya dapat diketahui melaluinuji obat laboratorium dan klarifikasi pada produsen obat asli. Agar terhindar dari obat palsu ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

1. Membeli obat di sarana resmi pelayanan obat

2. Menebus resep obat atau obat keras hanya di apotek

3. Jangan membeli obat secara online karena tidak terjamin bahwa kita dilayani tenaga kesehatan yang berwenang. Dan kita tidak dapat bertatap muka dengan tenaga kesehatan untuk berkonsultasi

4. Berkonsultasi pada dokter jika tidak ada kemajuan setelah minum obat yang diresepkan

5. Memperhatikan kemasan obat dengan baik, yakni dengan memeriksa apakah masih tersegel dengan baik atau tidak, kebersihan kemasan, baca label sebelum membeli, dan perhatikan nama obat, nomor registrasi, nomor izin edar, nama produsen dan tanggal kadaluarsanya.

Menurut BPOM membeli obat secara online meningkatkan risiko pembelian obat ilegal karena lokasi tidak diketahui, kemungkinan dari sarana ilegal, sumber obat tidak jelas, karena keamananannya tidak terjamin, bisa menyebabkan keracunan dan kematian, dan tidak terjamin sarana dikelola oleh tenaga kesehatan yanh berwenang dan kompeten.

Obat ilegal termasuk palsu tidak terjamin keamanan, mutu dan khasiatnya karena tidak melalui proses penilaian atau registrasi di BPOM. Diedarkan oleh pihak yang tidak berwenang dan bertanggung jawab yang hanya berorientasi pada keuntungan pribadi. Jika dikonsumsi apalagi secara rutin, obat ilegal bisa berbahaya, karena umumnya diproduksi secara sembarangan tidak sesuai dengan standar produksi obat yang telah ditentukan oleh WHO dan pemerintah RI.

Selain itu, obat ilegal menggunakan peralatan yang tidak higienis, prosesnya tidak terkontrol dan termonitor tenaga kesehatan yang berkompeten, serta dosis atau kandungan zat aktif obat tidak ditimbanb secara benar atau tidak terukur.

Dr Hudyono mengatakan dampak menggunakan obat palsu antaralain kondisi pasien tidak akan membaik, penyakit bertambah parah, terjadi komplikasi penyakit atau kerusakan organ tubuh, biaya pengobatan menjadi lebih tinggi, dan dapat berakibat kematian. Menurutnya, obat palsu sangat membahayakan kesehatan apalagi jika dikonsumsi terus menerus. Pasalnya, bukan kesembuhan yang didapat, melainkan penyakit bertambah parah atau bahkan kematian.

Sementara itu, Dra. Eka Purnamasari, Apt. MKM. - Kepala Sub Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Distribusi Produk  Terapetik, Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik Badan POM menjelaskan, obat palsu dan obat ilegal disebarluaskan kepada konsumen dan pasien tanpa izin pemerintah dan tanpa uji laboratorium yang layak. Obat ilegal dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu obat tanpa izin edar (TIE) atau obat palsu.

Obat TIE merupakan obat yang tidak memiliki izin edar dari Badan POM. Kode izin edar Badan POM untuk obat diawali dengan huruf D untuk obat dengan merek dagang atau G untuk obat generik, lalu diikuti dengan huruf kedua, yaitu B untuk obat bebas, T untuk obat bebas terbatas, K untuk obat keras. Seringkali obat TIE disertai dengan penandaan yang berbeda dengan obat yang telah memiliki izin edar. Sementara, obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau produksi obat menggunakan penandaan yang meniru obat dengan izin edar.”

BPOM telah melakukan berbagai upaya demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan terhindar dari segala macam dampak-dampak penggunaan obat-obatan yang tidak layak dikonsumsi. Badan POM melakukan penyidikan dan pengawasan terhadap obat-obatan mulai dari pre dan post market. Pre market artinya pengawasan sebelum barang beredar (berdasarkan berkas, hasil lab, dll). Post market artinya, pengawasan setelah produk beredar (sampling 3 bulan sekali). Untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tempat yang dicurigai melanggar aturan, BPOM akan melakukannya berdasarkan laporan masyarakat ataupun hasil laporan sampling yang sudah di investigasi.

Kompleksitas pembenahan dan pemberantasan permasalahan peredaran obat ilegal dan obat palsu ini tidak dapat hanya menjadi tanggung jawab satu pihak saja, tentunya dibutuhkan kepedulian berbagai pihak untuk bersama-sama memeranginya, baik dari sektor pemerintah, pelaku usaha, termasuk masyarakat. Sebagai konsumen pengguna produk obat di Indonesia, masyarakat merupakan salah satu kunci utama keberhasilan upaya penanggulangan peredaran obat ilegal dan obat palsu.

“Peran aktif masyarakat sangat diharapkan dalam melakukan pengawasan obat ilegal termasuk palsu, minimal dimulai dari pengawasan peredaran obat yang ada di lingkungan sekitarnya. Masyarakat harus menjadi konsumen yang cerdas. Saat membeli obat, sebaiknya masyarakat harus selalu melakukan cek kemasan, cek izin edar, dan cek kedaluwarsa. Pastikan juga untuk selalu membeli obat di sarana resmi. Belilah obat keras sesuai dengan resep dan petunjuk dari dokter. Hindari pembelian obat melalui situs penjualan online. Jangan mudah tergiur dengan harga obat yang lebih murah dari harga pasaran,” ujar Eka Purnamasari.

Widyaretna Buenastuti, Public Affairs & Communication Director PT Pfizer Indonesia dan juga Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) menambahkan masyarakat yang kritis diharapkan dapat mempercepat upaya memutuskan mata rantai peredaran obat ilegal dan obat palsu di Indonesia. Dengan semakin menurunnya jumlah konsumen yang menggunakannya, maka pelaku juga akan semakin mengurangi aktivitas usahanya dalam mengedarkan produk obat ilegal / obat palsu karena tidak memberikan keuntungan.

“Pfizer mempunyai visi untuk memimpin melalui inovasi untuk Indonesia yang lebih sehat.  Atas visi tersebutlah, Pfizer berkomitmen menjalankan segala kegiatan dan operasionalnya demi masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Oleh karena itu, kami terus berupaya mendukung untuk memerangi peredaran obat palsu, salah satunya yaitu dengan memberikan edukasi pada masyarakat melalui kegiatan journalist class ini, untuk berbagi informasi mengenai perkembangan terbaru di dunia farmasi dan kesehatan. Kali ini, Pfizer membagikan informasi dengan menghadirkan pakar kesehatan dan Badan yang mengawasi distribusi obat di Indonesia untuk berdiskusi mengenai pentingnya konsumsi obat yang aman dan menghindari obat palsu.” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro