Kampanye eyes on diabetes/dokumentasi
Health

Kemenkes Dorong Kesadaran Bahaya Diabetes Lewat Kampanye Eyes on Diabetes

Atiqa Hanum
Kamis, 17 November 2016 - 16:56
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Kesehatan RI mengadakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia. Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi dan diseminasi informasi tentang diabetes melalui berbagai media cetak, elektronik, dan media lainnya serta pemasangan spanduk, umbul-umbul berisi pesan tentang diabetes.

Selain itu, juga membuat surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi di Indonesia terkait Hari Diabetes Sedunia untuk melakukan promosi kesehatan, deteksi dini, dan kerjasama dengan LSM untuk melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat.

Kementerian Kesehatan memberikan himbauan kepada pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian diabetes. Kementerian Kesehatan juga mendorong kementerian dan lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan.

Setiap tahunnya pada tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Di tahun 2016, Hari Diabetes Sedunia mengangkat tema “Eyes on Diabetes” yang bertujuan mempromosikan pentingnya upaya skrining untuk memastikan diagnosis awal dan inisiasi pengobatan diabetes tipe II.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Mohammad Subuh  mengatakan program ini ditujukan untuk memeningkatkan oesadaran masyarakat akan bahaya diabetes. Dia mengatakan makin cepat kasus diabetes tipe II terdeteksi, maka pengobatan dapat segera dilakukan sehingga dapat menghindari berbagai komplikasi yang membahayakan serta biaya perawatan yang mahal. Diabetes adalah penyakit metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal.

Diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II. Diabetes tipe I disebabkan tubuh berhenti memproduksi insulin karena perusakan sel pankreas. Kasus ini biasanya ditemukan pada anak-anak.

Sementara itu diabetes tipe II terjadi akibat pankreas menghasilkan jumlah insulin yang tidak memadai. Diabetes tipe II merupakan bentuk lebih umum dari diabetes, yaitu sekitar 90% kasus. Kasus ini biasanya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir juga ditemukan pada anak-anak. 2. Data Sample Registration Survey (SRS) 2014 menunjukkan diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%). 3. Pada 2015, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diestimasikan sebanyak 10 juta jiwa.

Angka ini menempati peringkat ke tujuh di dunia setelah China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko. Data ini diperkuat dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2010, dan 2013 yang menyebutkan prevalensi orang dengan diabetes di Indonesia cenderung meningkat, yaitu 5,7% (2007) menjadi 6,9% (2013). 

Setidaknya 415 juta orang dewasa di dunia menderita diabetes pada 2015, dimana sebagian besar kasus merupakan diabetes tipe II. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 642 juta atau sekitar 1 dari 10 orang dewasa mengidap diabetes pada 2040. 

Meski begitu, dalam beberapa tahun terakhir kejadian diabetes tipe II telah meningkat secara dramatis di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini berkaitan erat dengan anak-anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Umumnya diabetes tipe II pada anak-anak dan remaja disebabkan oleh pola diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik.

Hal ini didukung dengan kemajuan teknologi serta tersedianya berbagai fasilitas yang menjadikan anak malas bergerak.

Satu dari dua orang hidup dengan diabetes tipe II untuk waktu yang cukup lama dan sama sekali tidak menyadari kondisi kesehatannya tengah terganggu. Diabetes tipe II memiliki gejala yang begitu ringan, sehingga terabaikan oleh penderita, namun diam-diam merusak fungsi berbagai organ tubuh. Pada saat penyakit ini terdiagnosis, berbagai komplikasi serius kemungkinan sudah timbul seperti penyakit kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi anggota tubuh bagian lainnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Atiqa Hanum
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro