Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Hubungan Antar-Lembaga dan Wilayah Bekraf, Endah W. Sulistianti memaparkan berbagai masalah dan fakta terkait usaha pengembangan perfilman di daerah.
Paparan ini disampaikan dalam Forum Komunitas X Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) yang mengusung tema Arah Pengembangan Perfilman di Daerah, pada hari ketiga pelaksanaan Jogja-Netpac Asian Film Festival, Rabu (30/11/2016).
Salah satu hal yang menjadi catatan penting dalam paparannya adalah bagaimana memajukan perfilman, khususnya agar komunitas-komunitas film nantinya memiliki badan hukum. Dia mengatakan tidak sedikit komunitas film di daerah yang sulit berkembang dan melakukan aktivitas gelar karya karena minimnya apresiasi dari pemerintah daerah.
"Bahkan ada yang sama sekali tak mendukung," tuturnya melalui siaran pers, Kamis (1/12/2016).
Minimnya perhatian dari pemerintah daerah, kata dia, tak berarti menyurutkan langkah para komunitas untuk berkreasi. Komunitas diminta tak berhenti mencari perhatian pemerintah daerah setempat melalui karya-karyanya.
Dia berpesan produktifitas komunitas harus kian menjadi, sehingga pergerkan komunitas bisa lebih populer dibanding pemerintah daerah itu sendiri. "Dengan begitu, dukungan akan mudah didapatkan," imbuhnya.
Memasuki pelaksanaan hari ketiga, JAFF 2016 dipadati penonton. Hal ini terlihat dari antrian panjang penonton yang memadati setiap venue pemutaran. Beberapa film Indonesia bahkan menjadi bintang bagi para penikmat festival seperti Prenjak karya Wregas Bhanuteja, Tiga Dara karya Usmar Ismail.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
