Bisnis.com, JAKARTA - Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2016 tidak saja menghasilkan naskah Semua Ikan di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie sebagai pemenang pertama. Namun, perhelatan dua tahunan itu juga menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap sastra.
Meningkatnya minat pada sastra terlihat dari jumlah naskah yang mengikuti Sayembara Novel DKJ 2016. Pada tahun ini, naskah yang masuk mencapai 343, tetapi hanya 317 naskah yang lolos seleksi administrasi. Jumlah naskah yang masuk naik dari dua periode sebelumnya yakni 260 naskah pada 2012 dan 64 naskah pada 2014.
Ketua Umum Pengurus Harian DKJ 2016-2018 Irawan Karseno berpendapat banyaknya naskah yang masuk ke meja dewan juri karena perhelatan sayembara tahun ini memberikan persyaratan yang lebih longgar misalnya, dengan tidak membatasi usia peserta.
Berbeda dengan dua tahun lalu yang mensyaratkan peserta sudah menulis dan menerbitkan karyanya. Dia berharap keterbukaan ini mampu melahirkan penulis-penulis dan novel-novel terbaik dari kalangan manapun.
Ketua Komite Sastra DKJ 2016-2018 Yusi Avianto Pareanom menuturkan, penyelenggaraan sayembara yang awalnya bernama Sayembara Mengarang Roman itu tak selalu berjalan mulus. Sayembara ini pernah dhentikan lantaran animo dan novel peserta sayembara tidak memenuhi dari segi kualitas.
Yusi melihat banyaknya karya yang masuk pada tahun ini menandakan ajang ini masih diminati. Karya-karya ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Dia berharap sayembara ini tidak berhenti menjadi tradisi dua tahunan, tetapi juga acuan kualitas kekaryaan di Indonesia.
Diketahui, sayembara yang digelar sejak 1974 itu telah melahirkan nama penulis besar seperti Mahbub Djunaidi, Putu Wijaya, Ramadhan KH, Marianne Katoppo, Korrie Layun Rampan, Suparto Brata, Ismail Marahimin, Ahmad Tohari, Sori Siregar, Darman Moenir, Nasjah Djamin, Ayu Utami, Taufik Ikram Jamil, Abidah El Khalieqy, Ratih Kumala, Gus tf Sakai.
Meski peserta meningkat, tetapi dewan juri melihat kondisi umum naskah yang masuk cenderung bermasalah, baik dari tata bentuk novel maupun dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai media sastra.
Dewan juri yang terdiri dari Bramantio, Seno Gumira Ajidarma, dan Zen Hae itu, memberikan sejumlah catatan, di antaranya cerita tidak lagi mengalir dengan wajar, dialog yang tidak lentur, pencerita yang tidak jelas posisinya, pencerita tidak secara utuh merekonstruksi sejarah sebagai sebuah cerita yang segar, pncerita membicarakan banyak hal sehingga kehilangan kesatuan cerita, hingga kehilangan daya pikat di tengah cerita.
Pada sayembara tahun ini, dewan juri memilih naskah Semua Ikan di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie menjadi pemenang pertama. Dewan juri tidak memilih pemenang di bawahnya karena perbedaan mutu yang tajam. Namun, dewan juri memilih empat naskah unggulan diantaranya Lengking Burung Kasuari karya Nunuk K. Yusmiara, Tanah Surga Merah karya Arafat Nur, Curriculumvitae karya Benny Arnas, dan 24 Jam Bersama Gaspar karya Sabda Arman Dio.
Tabel: 2016
Peserta: 343 naskah
Pemenang I: Semua Ikan di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Pemenang II: -
Pemenangn III: -
2014
Peserta: 64 naskah
Pemenang I: Kambing dan Hujan karya Mahfud Ihwan
Pemenang II: Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Pemenang III: Napas Mayat karya Bagus Dwi Hananto
Pemenang IV: Dari Puya Ke Puya karya Faisal Odong
2012:
Peserta: 260 naskah
Pemenang I: Semusim dan Semusim Lagi karya Andina Dian Dwi Fatma
2010
Peserta: 277 naskah
Pemenang utama: -
Hanya ada empat pemenang unggulan
2008
Peserta: 278 naskah
Pemenang I: Tanah Tabu karya Anindita Siswanto Thaif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
