Fashion

Sayembara Novel DKJ 2016: Jadi Pemenang Pertama, Ini Kisah Ziggy Dalam Membuat Karyanya

Azizah Nur Alfi
Minggu, 18 Desember 2016 - 12:53
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Naskah Semua Ikan di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie menjadi pemenang pertama Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016. Naskah Semua Ikan di Langit rencananya akan diterbitkan menjadi novel setebal 132 halaman oleh Grasindo dan dirilis pada Februari 2017.

Ziggy butuh waktu selama tiga minggu untuk menulis naskah Semua Ikan di Langit. Semua Ikan di Langit mengusung wacana bahwa agama dan ilmu pengetahuan dapat beriringan. Ide cerita naskah berangkat dari pengalaman pribadinya ketika bertemu dengan sesama penulis. Dalam prosesnya, dia sempat tak menyentuh naskahnya selama seminggu karena kekhawatiran jika naskahnya akan menyinggung banyak orang.

Sebelum menulis naskah ini, Ziggy telah menulis 25 novel sejak 2011. “Aku membuat cerita ini ingin menjelaskan pandanganku mengenai agama yang damai dan tidak menggangu yang lain,” kata Ziggy yang juga meraih pemenang kedua pada Sayembara Novel DKJ 2014.

Dewan juri memberikan catatan bahwa naskah ini ditulis dengan keterampilan bahasa yang berada di atas rata-rata para peserta Sayembara kali ini. Bukan hanya kemampuan mengorganisasikan setiap elemen novel yang tampak unggul, tetapi kemampuan pengarang dalam menata kalimat demi kalimat memperlihatkan kemahiran yang nyata dan langka.

Bahasa Indonesia yang digunakan penulis sangatlah bersih. Bahasa Indonesia yang digunakan penulis sangatlah bersih. Kalimat-kalimatya kokoh dan jauh dari salah cetak. Bahasa Indonesia baku berkelindan dengan ragam cakapan Jakarta, deskripsi berbaur dengan tuturan tokoh, dan semua itu berlangsung dengan sangat mulus

Plastisitas bahasa membuat naskah ini prosa sekaligus puisi. Kendati demikian, watak puitis ini tidak membuat alurnya tersendat, melainkan terus membawa pembacanya dalam arus metafora yang jauh dari gelap.

Cara penceritaannya santai, musikal, dan pada bagian-bagian lain tampak menyedihkan dan getir. Inti cerita sejatinya tidak secerah pembungkusnya, seperti perjuangan, perjalanan, kekecewaan, kehancuran, dan kerinduan.

"Pada akhirnya, ia adalah naskah novel yang mampu merekahkan miris dan manis pada saat bersamaan," catat dewan juri yang terdiri dari Bramantio, Seno Gumira Ajidarma, dan Zen Hae.

Semua Ikan di Langit merupakan kombinasi antara cerita anak, cerita fantasi, fiksi ilmiah, dongeng, cerita berbingkai, dan mitos penciptaan dunia. Naskah dibuka dengan narasi yang mengeluarkan aroma inosens yang mengingatkan pada The Little Prince karya Antonie de Saint-Exupery.

Dalam sudut pandang anak-anak, kebebasan dan petualangan hadir dalam pelbagai bentuk. Bumi, langit, dan angkasa raya bukan lagi kotak-kotak bersekat, begitu pula lapis-lapis waktu.

Para tokoh naskah novel ini bertualang ke luar angkasa, bolak-balik antara Bandung abad ke-21 dan Auschwitz 1944, lalu kembali lagi ke angkasa yang lepas dari perhitungan waktu manusia.

Cerita bergerak berdasarkan penuturan sebuah bus kota dengan tokoh utama seorang anak lelaki yang disapa 'Beliau' dan punya kekuatan Ilahiah dalam menciptakan segala sesuatu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro