Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf/Antara
Fashion

Upaya Pemerintah Jaring Talenta Desainer Muda

Nindya Aldila
Jumat, 26 Mei 2017 - 01:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tidak bisa disangkal bahwa konsumen kelas premium akan terus tumbuh. Hal ini menjadi pacuan bagi industri untuk mengeruk pasar negara lain atau ekspor. Permasalahannya, pekerja yang bisa memenuhi kebutuhan ini belum banyak terjaring. Berbagai pendekatan tengah digalakkan oleh pemerintah untuk menjaring talenta anyar.

Kelas premium sangatlah selektif. Konsumen yang berada dalam kelas tersebut menginginkan produknya memiliki nilai estetika sekaligus fungsi yang unik. Untuk itu, dibutuhkan kreatifitas tinggi dalam mengelaborasi antara seni dan desain.

Sesuai dengan perhitungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), lebih dari setengah populasi di Asean berumur di bawah 30 tahun pada 2014. Hal itu menjadi poin penting bagi pemerintah untuk memanfaatkan karakteristik unik yang dimiliki generasi muda dalam membentuk pelaku usaha yang sukses menembus pasar dunia.

Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah dengan menggalakkan program kompetisi atau lomba. Kepala Seksi Desain dan Pengembangan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian Ruruh Satriyo Utomo mengatakan pihaknya terus berupaya memberikan ruang kreatif yang lebih luas pada generasi muda, salah satunya melalui Indonesian Footwear Creative Competition (IFCC) yang digelar sejak awal tahun lalu.

Lomba ini terbuka untuk umum, mulai dar pelajar hingga pelaku usaha. Adapun hadiah yang ditawarkan mencapai Rp120 juta. Bahkan, pemenang IFCC akan diikut sertakan ke ajang kompetisi desain taraf internasional. Tak disangka, anak bangsa dapat membawa pulang penghargaan dari International Footwear Design Competition (IFDC).

“Ketimbang permodalan, dengan kompetisi, kompetensi akan terlihat. Saat itu investor akan datang dengan sendirinya. Untuk mempromosikan kompetensi yang sudah terlihat sehingga lebih mudah,” ujarnya.

Lagipula, lanjutnya, industri kecil dan menengah (IKM) telah banyak mendapat dukungan dari berbagai lembaga pemerintah. Mulai dari fasilitas seperti permodalan, pemasaran, dan peningkatan keahlian. Padahal, IKM yang bisa berkembang bukan hanya yang memiliki modal besar, tetapi mampu mengikuti perkembangan teknologi dan pasar yang ada.

Berbeda halnya yang dilakukan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang belum lama ini meluncurkan program audisi desainer profesional yang dinamai Orbit. Perbedaannya adalah Orbit hanya diikuti oleh desainer yang sudah mapan di bidangnya.

Dengan syarat utama maksimal umur 35 tahun, harapannya desainer yang terjaring bisa memberikan nafas baru terhadap dunia desain di dalam negeri.

Sebanyak sembilan sektor desain, meliputi arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain fesyen, desain tata cahaya, desain produk, desain tekstil, kriya, dan lansekap.

“Tujuannya adalah bagaimana kita menempatkan talenta muda untuk turut berperan dalam meningkatkan kapabilitas dan daya saing untuk berkompetisi dengan pelaku yang sudah mapan,” kata Kepala Bekraf Triawan Munaf.

Apresiasi yang diberikan pun berbeda. Desainer bukan diberikan dengan hadiah dan plakat, tetapi nantinya para finalis akan mendapatkan pembinaan kompetensi bertaraf nasional dan internasional, pendaftaran hak keyaan intelektual (HKI), pameran di dalam dan luar negeri, dan kesempatan berpartisipasi pada acara-acara pemerintah lainnya.

Adapun catatan yang diberikan kepada para peserta adalah orisinalitas dan kekinian. Audisi ini juga menggandeng figur profesional yang bertugas mengatur dari proses jalannya Orbit. Perancang busana Nuniek Mawardi yang tergabung dalam tim Steering Commitee Orbit menyebutkan karya yang terpilih haruslah yang mampu menyelesaikan masalah.

“Misalnya untuk desain fesyen, dia mampu memanfaatkan suatu material yang bisa menampakkan karya yang berbeda dari yang lainnya,” ujarnya.

Triawan mengatakan desain adalah ibu dari ekonomi kreatif. Kendati sejak berdirinya Bekraf pada dua tahun lalu belum menjadikan sektor desain perhatian utama, kini dia optimistis sektor desain memberikan sumbangsih kepada negara lebih besar lagi.

Dia menyebutkan bahwa pendapatan desain arsitektur dan desain fesyen berkontribusi sebesar 17,63% dati total produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif Indonesia. Adapun sumbangan ekonomi kreatif ke PDB nasional Rp852 triliun dan diharapkan bisa mencapai Rp1.000 triliun pada tahun depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro