Gejala jantung pada perempuan/
Health

Penanganan Penyakit Tidak Menular, AstraZeneca Gandeng Kemenkes

Annisa Sulistyo Rini
Selasa, 15 Agustus 2017 - 07:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan dalam program penanganan dan pencegahan penyakit tidak menular, khususnya jantung, metabolisme, paru, dan kanker, serta upaya kesehatan promotif dan preventif yang mendukung program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Kerangka kerja sama ini mendukung pencapaian program Sustainable Development Goals (SDGs) di bidang kesehatan di Indonesia.

Dr. Karen J Atkin, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, mengatakan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan mencakup program antara lain pengendalian penyakit tidak menular, yang selaras dengan program AstraZeneca, yaitu Healthy Lung, meliputi diagnosa dan manajemen terapi asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan kanker paru, serta pengembangan lebih banyak Pusat Inhalasi dan pusat diagnostik spesialis untuk deteksi pasien kanker paru.

"Selain itu juga ada program Young Health Programme dan Early Action in Diabetes serta program edukasi dan best practice sharing on government health funancing, untuk mendukung keberlangsungan sistem Jaminan Kesehatan Nasional," ujarnya di Jakarta, Senin (14/8/2017).

Kerjasama ini merupakan kerjasama yang kedua kalinya antara AstraZeneca dan Kementerian Kesehatan, dengan jangkauan yang lebih luas selama 3 tahun ke depan, melalui penanganan kebutuhan pasien Indonesia yang tidak terpenuhi dalam hal penyakit asma, kardiovaskular, diabetes, serta kanker.

Menurut data WHO, penyakit tidak menular diperkirakan menjadi penyebab sebesar 71% dari seluruh kematian di Indonesia. Penyebab kematian lain seperti stroke (nomor 1 tertinggi), penyakit kardiovaskular (nomor 2 tertinggi), diabetes (nomor 3 tertinggi), penyakit paru (nomor 6 tertinggi), kanker paru (nomor 12 tertinggi), dan asma (nomor 13 tertinggi), merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak di Indonesia menurut data World Life Expectancy.

Sebagai perusahaan farmasi yang fokus dalam pengembangan pengobatan kardiovaskuler, diabetes, respiratori dan kanker, AstraZeneca berkomitmen untuk bekerjasama dengan tenaga medis, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan penderita penyakit tidak menular mendapatkan akses pengobatan yang dibutuhkan.

Mempertimbangkan bahwa penyakit asma merupakan penyebab kematian ke-13 di Indonesia, dan hanya 54% yang terdiagnosa serta hanya 30%-nya yang terkontrol (Indonesia Asthma Market Research, 2015), AstraZeneca telah menyusun 2 program, yaitu program Healthy Lung yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga kesehatan di Puskemas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dalam hal diagnosis dan terapi penyakit asma, dan PPOK, termasuk didalamnya diagnosa risiko penyakit kanker paru pada pasien tuberkulosis.

Sepanjang tahun 2014-2017, AstraZeneca telah mendonasikan 7.000 tes diagnostik mutasi EGFR gratis untuk pasien BPJS penderita kanker paru dan membangun 11 laboratorium untuk tes mutasi e-GFR, mutasi yang paling sering menyebabkan kanker paru.

AstraZeneca baru saja meluncurkan tes diagnostic EGFR berbasis darah gratis untuk pasien BPJS untuk memastikan bahwa diagnosa kanker paru yang baik akan menjangkau lebih banyak pasien dengan menggunakan circulating tumour DNA (ct-DNA), dan akan memperluas diagnosa kanker paru untuk segmen pasien yang lebih luas seperti penderita tuberkulosis.

Program pertama di MoU juga memfokuskan pada pengembangan dan monitoring Pusat Inhalasi yang termasuk didalamnya penyediaan Nebulizer dan edukasi di puskemas dan rumah sakit mitra. Program ini sebagai kelanjutan program CSR periode 2014-2017 dengan Kementerian Kesehatan, dimana pada tahun 2015-2016 sudah dibangun 126 Pusat Inhalasi kerjasama AstraZeneca dengan berbagai puskesmas dan RSUD di berbagai daerah di Indonesia.

Ke depan, AstraZeneca ingin memastikan bahwa sebagian besar Puskesmas di wilayan DKI Jakarta mempunyai kemampuan menggunakan nebulizer untuk merawat pasien asma. Secara global, sebanyak 38 juta orang setiap tahunnya meninggal akibat penyakit tidak menular. Bagian kedua dari MoU adalah dukungan

AstraZeneca terhadap program pemerintah dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui pelaksanaan 2 program kesehatan preventif dan promotif. Program pertama adalah Young Health Program yang menargetkan generasi muda di bawah umur 30 tahun, dengan fokus pada pengurangan faktor risiko penyakit tidak menular, terutama penyakit paru yang disebabkan oleh merokok.

Program kedua adalah Early Action in Diabetes, khusus dirancang untuk menurunkan risiko diabetes melalui edukasi kepada komunitas-komunitas, dan meningkatkan kemampuan diagnosa dan manajemen di tingkat Puskesmas.

Kegiatan ketiga di dalam MoU melibatkan dukungan AstraZeneca bagi upaya layanan kesehatan pemerintah, melalui program edukasi dan Best Practice Sharing on Health Financing, untuk meningkatkan kemampuan dan kapabilitas tenaga administrasi kesehatan dan staf rumah sakit dalam akurasi administrasi rumah sakit terkait Health Financing di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Seminar dan workshop juga akan diselenggarakan bekerja sama dengan lembaga atau perhimpunan medis.

Melalui program ini, AstraZeneca, juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, akan berbagi pengalaman terkait Health Financing kepada tim Farmaekonomi di Kementerian Kesehatan dan tim Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (P2JK).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro