Fashion

Dekranas Hadirkan Fashion Show Enam Sentra Tenun Indonesia

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 3 Oktober 2017 - 06:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) kembali menggelar pameran Kriyanusa Dekranas yang berlangsung pada tanggal 27 September 1 Oktober 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta.

Pembukaan pameran Kriyanusa 2017 diresmikan oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Ibu Negara Iriana Jokowi dan Ibu Mufida Jusuf Kalla selaku Ketua Umum Dekranas yang mengenakan pakaian adat Batak Toba.

Kriyanusa Dekranas merupakan pameran produk kerajinan kriya dari seluruh provinsi di Indonesia, antara lain kerajinan tekstil berupa batik, tenun, dan songket yang merupakan hasil karya pengrajin binaan Dekranas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta perwakilan pengrajin negeri sahabat anggota World Craft Council. 

PenyelenggaraanPameran Kriya Nusa 2017 bersamaan dengan kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dekranas dan Dekranasda seluruh Indonesia.

Dengan mengusung tema Tingkatkan Kreativitas Wirausaha Muda Kriya Indonesia, Kriyanusa 2017 menggelar rangkaian fashion show yang menampilkan koleksi yang mengangkat inspirasi dari keragaman kain tradisional Indonesia. Pengembangan wastra Nusantara dari berbagai daerah merupakan salah satu program berkesinambungan yang dilakukan oleh Dekranas untuk melestarikan wastra tradisional yang menjadi warisan budaya Indonesia. 

Antaralain dengan memberdayakan pengrajin tenun untuk menghasilkan tenun yang lebih berkualitas agar memiliki daya pakai dan jual lebih tinggi sehingga dapat dikenal lebih luas dan dapat mengikuti perkembangan era yang semakin modern, papar Wignyo Rahadi, Koordinator Acara Fashion Show Kriyanusa 2017.

Enam sentra tenun di Indonesia yang telah dan akan dilakukan pengembangan oleh Dekranas adalah Tenun Donggala-Sulawesi Tengah, Tenun Tuban-Jawa Timur, Tenun Sabu-Nusa Tenggara Timur (NTT), Tenun Sintang-Kalimantan Barat, Ulap Doyo Kutai-Kalimantan Timur, dan Tenun Cual-Bangka Belitung (Babel). 

Programpendampingan terhadap pengrajin tenun daerah tersebut turut melibatkan sejumlah desainer fashion. Enam daerah sentra tenun yang dipilih berdasarkan beberapa faktor, di antaranya memiliki tenun yang bernilai historis namun hampir punah dan keterbatasan SDM, baik dari segi jumlah pengrajin yang semakin sedikit maupun keahlian dan wawasan pengrajin yang masih terbatas, ungkap Pengurus Dekranas bidang Daya Saing Produk dan National Vice Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) bidang Institution Relations ini.

Program pengembangan yang dilakukan mencakup eksplorasi teknik tenun dan desain motif, pelatihan pewarnaan, dan penggunaan benang dengan kualitas lebih baik. Dengan begitu, tenun yang semula tampak kaku, terasa berat, dan warna yang rentan luntur atau hanya dalam pilihan yang terbatas, menjadi lebih ringan, lembut, dan tidak luntur sehingga lebih nyaman dikenakan, tanpa meninggalkan motif tradisi yang menjadi identitasnya. Tenun yang awalnya hanya dibuat dan dipasarkan dalam bentuk kain, sarung maupun selendang, kini menjadi kain tenun yang dapat digunakan sebagai ragam produk fashion.

Fashion show yang digelar dalam Kriyanusa 2017 menampilkan rancangan desainer yang telah dan akan melakukan pengembangan terhadap masing-masing sentra tenun tersebut, yakni desainer Saffana, anggota IFC Chapter Surabaya untuk tenun gedog Tuban; desainer David Rusli, anggota IFC Chapter Pontianak untuk tenun Sintang; desainer Nita Seno Adji, anggota APPMI untuk tenun Donggala; desainer Fanti WN untuk tenun Ulap Doyo; serta desainer Wignyo Rahadi yang akan melakukan program pengembangan tenun Cual dari Bangka Belitung yang diawali dengan fashion show tersebut.

Rancangan tersebut diperagakan oleh para istri pimpinan daerah selaku Ketua Dekranasda Provinsi, Ketua Dekranasda Kabupaten, dan Ketua Dekranasda Kota. Dengan menghadirkan para istri pimpinan masing-masing daerah diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk memakai tenun daerah setempat dan menjadikan suatu kebanggaan, sehingga dapat meningkatkan popularitas tenun tradisi daerah tersebut yang pada akhirnya dapat mendorong perkembangan kerajinan tenun dan kesejahteraan para pengrajin tenun setiap daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro