Lukisan karya Nashar: Model Bertiga/jakarta.go.id
Show

DKJ Pamerkan Koleksi Lukisan 4 Maestro Abstrak Indonesia

Ilman A. Sudarwan
Rabu, 8 November 2017 - 13:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Permainan piano dari pianis Adra Karim mengiringi pembukaan pameran "Lukisan Tanpa Teori" di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Selasa (7/11/2017) malam. Puluhan pengunjung menikmati karya-karya koleksi lukisan dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

Ada 16 karya lukisan yang dipamerkan malam itu. Seluruh karya tersebut adalah hasil goresan kuas empat seniman abstrak dari era 70-an, yakni Nashar, Oesman Effendi (OE), Rusli, dan Zaini.

Lukisan ditempatkan di lantai satu dan dua gedung pameran. Lantai satu berisi beberapa karya yang akan mengantarkan Anda untuk mengerti lebih jauh soal lukisan-lukisan yang dipamerkan di lantai atas.

Sebelum menuju ke lantai atas, Anda akan menemukan kejutan mendapat satu lukisan yang sengaja ditaruh di tangga.

Lukisan tersebut adalah lukisan dari Nashar yang berjudul Model Bertiga (cat akrilik di atas kanvas, 140x90 cm, 1975).

Karya ini merupakan satu-satunya karya yang menampakan bentuk paling jelas ketimbang karya lainnya.

Oleh karenanya, dua kurator pameran ini, Leonhard Bartolomeus dan Gesyada Annisa Namora Siregar, bersepakat untuk menempatkannya di tempat yang berbeda pula.

"Selain karena alasan space, kami melihat karya ini juga yang paling berbeda sendiri, jadi kita simpan di sana," kata Bartolomeus.

Pameran ini mengangka tema Lukisan Tanpa Teori untuk merespons dunia seni rupa di Indonesia yang disebut sampai sekarang masih stagnan dan cenderung mentok. Pertanyaan besar mengenai apa teori lukisan Indonesia, menjadi pertanyaan yang tak pernah terjawab.

Melihat hal itu, DKJ berusaha menggali arsip mereka dan mencari lukisan-lukisan yang dianggap mampu menjawab pertanyaan tersebut. Mereka menampilkan koleksi lukisan dari empat pelukis yang di masanya sering membuat pernyatan kontoversial tentang seni rupa Indonesia. Baik dengan menyebut bahwa tidak ada yang namanya seni rupa Indonesia atau menyebut seni melukis tidak perlu menggunakan teori.

"Kami mengawali dari arsip-arsip mereka, kita menemukan mereka ini sering berkomentar nyeleneh soal seni rupa. Kita mau menunjukkan bahwa seni tanpa teori itu sudah ada sejak lama di Indonesia, pertanyaannya mungkinkah mereka-mereka ini biang keroknya atau sebetulnya seni rupa Indonesia memang tidak memerlukan teori?" ucap Gesyada.

Jika berkunjung, Anda akan menemukan karakteristik yang berbeda-beda dari setiap pelukis. Anda juga akan melihat perbedaan masing-masing mereka, serta perkembangan tiap-tiap seniman tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro