Salah satu karya lukisan Affandi/Istimewa
Show

Standing With Masters, Jababeka Buka International Arts, First Among Equal

Ilman A. Sudarwan
Rabu, 17 Januari 2018 - 15:25
Bagikan

Bisnis.com, CIKARANG - Jababeka Group resmi membuka pameran "International Arts Exhibition, First Among Equal" di Jababeka Convention Center, Rabu (17/1/2018). Pameran ini menghadirkan karya seni rupa dari para maestro seni rupa Indonesia yang dihimpun dari Museum Oei Hong Djien (OHD), Galeri Nadhatul Ulama (NU), dan Pasar Seni Ancol.

Dalam pameran bertajuk Standing with Masters ini dipamerkan sebanyak 70 buah lukisan dari maestro seni rupa Indonesia, seperti Affandi, Sudjojono, Basoeki Abdullah, dan Hendra Gunawan. Selain itu ada pula koleksi guci-guci kuno yang turut dipamerkan bersamaan dengan karya patung dan koleksi bonsai hias.

Dalam pembukaan pameran yang akan berlangsung sampai Minggu (21/1/2018) ini, Pendiri Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono mengatakan bahwa pameran ini ditujukan untuk mendongkrak nilai karya seni Indonesia. Dia juga berharap pameran ini bisa memberi inspirasi bagi para pegiat seni dan industri kreatif untuk memperkaya khasanah desain mereka.

"Produk desain adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai produk di Indonesia. Ekspor Indonesia di bidang otomotif, misalnya bisa terus meningkat dalam 3 tahun terakhir karena desainnya, bukan karena mesin atau teknologinya saja," jelasnya.

Di sisi lain, Pendiri Museum OHD Oei Hong Djien juga mengatakan bahwa pameran ini awalnya berangkat dari keprihatinan Darmono terhadap nasib para seniman di Indonesia. Berbeda dengan era 80-90an daya beli para kolektor masih lebih tinggi dan memungkinkan seniman untuk bisa menghasilkan keuntunga secara ekonomi dari karyanya. Saat ini, masalahnya daya serap karya seni oleh kolektor yang semakin minim, sementara junlah seniman juga terus bertambah.

"Ini kan upaya untuk mempertemukan para kolektor dengan para seniman. Selama ini, kemampuan seniman untuk menjual karyanya juga tidak begitu baik, perlu ada acara seperti ini," katanya.

Dalam gedung yang mampu menampung 3.000 orang tersebut, Museum OHD membawa serta sekitar 60 karya seni koleksi Oei Hong Djien. Namun tidak semuanya bisa dipamerkan karena harus berbagi space display dengan karya lainnya dari Pasar Seni Ancol yang dipimpin oleh North Connections dan Galeri NU.

Karya koleksi Galeri NU dan Museum OHD tidak untuk dijual, melainkan hanya untuk dipamerkan saja. Sementara karya dari seniman yang tergabung North Connections sepenuhnya untuk dijual. Pada hari pembukaan, setidaknya sudah ada satu karya yang berhasil terjual. Karya dari perupa Pardiyanto Semper yang berjudul "Bisikan dari Langit" (150x130cm, Acrylic on Canvas, 2017) laku seharga Rp75 juta kepada kolektor Tazran Tanmizi.

Tazran mengaku memilih membeli karya tersebut karena dia melihat ada sesuatu yang berbeda dalam karya itu. Menurutnya dalam pameran ini terlalu banyak karya yang seragam atau bisa disebut generik. Meski begitu. Dia tetap mengapresiasi penyelenggaraan acara ini karena bisa membawa karya-karya yang mungkin sebelumnya belum terekspose.

"Kalau tidak ada acara ini kan tidak ada yang tahu kalau ada karya sebagus ini," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro