Fashion

Reksa Dana untuk Generasi Milenial, Ini Kuncinya

Asteria Desi Kartika Sari
Sabtu, 27 Januari 2018 - 09:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejak memiliki penghasilan sendiri, tak jarang generasi milenial sudah mulai menyiapkan kebutuhan masa depan melalui investasi.

Ada juga yang galau lantaran masih bingung untuk berinvestasi di mana. Terlalu lama bimbang, ujung-ujungnya malah tidak jadi berinvestasi. Jadinya, penghasilan yang harusnya disisihkan untuk masa depan akhirnya habis untuk kesenangan sesaat saja, seperti untuk berbelanja dan nonton konser.

Tenang, tidak usah galau. Perencana keuangan OneShildt Budi Rahardjo menuturkan, dalam berinvestasi elemen waktu adalah teman terbaik investor. Artinya, semakin dini seseorang berinvestasi maka peluang berhasilnya pun juga semakin besar. Risiko juga akan semakin rendah, sedangkan modal yang dikeluarkan juga akan semakin kecil.

Sebagai pemula, reksa dana boleh menjadi pilihan sebagai instrumen investasi. Saat ini, produk reksa dana sudah bisa dimiliki, dengan investasi mulai  Rp100.000. Bahkan tidak memiliki keahlian khusus pun juga dapat berinvestasi. Apalagi cara membelinya pun semakin mudah dengan kehadiran platform online dari manajer investasi.

Kendati begitu, kata Budi Rahardjo,  investor pemula setidaknya harus mengenali dan memahami apa itu reksa dana dan apa saja jenis-jenis reksa dana yang tersedia. Pasalnya, bayak investor pemula yang ingin membeli reksa dana namun setelah digali lebih lanjut, ternyata banyak yang belum memahami  jenis-jenisnya.

Pertama, Investor harus mengenali jenis-Jenis reksa dana. Secara umum, reksa dana terbagi menjadi empat kelompok yaitu berdasar potensi keuntungan dan risikonya, baik dari rendah hingga tertinggi. Berikut ini jenis reksa dana dari potensi keuntungan rendah menuju ke reksadana dengan potensi keuntungan tinggi dan juga berisiko tinggi adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham.

Kedua, mengenali profil risiko.Mengenali profil risiko yang dimiliki atau karakter investor dalam berinvestasi. Artinya, investor harus menyesuaikan kemampuan sebelum memilih jenis reksa dana. Mengecek kembali kesiapan dalam berinvestasi. Karena investasi mengandung risiko, keuangan dari investor juga harus diperhatikan demi menunjang keberhasilan dalam berinvestasi, apalagi jika jenis reksa dana yang dipilih adalah reksadana yang berisiko tinggi.  

Ketiga, membaca fact sheet reksa dana. Fact sheet adalah suatu lembar informasi mengenai kebijakan investasi dalam mengelola reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi serta menampilkan kinerja sebuah reksa dana dalam suatu rentang waktu. Umumnya rentang waktu ditampilkan sejak reksa dana itu terbit.

Investor dapat meminta agen penjual untuk menjelaskan cara membaca fact sheet tersebut. Sebuah reksa dana yang baik memberikan hasil di atas kinerja indeks acuannya.

Ada beberapa parameter memilih suatu reksa dana yang bagus. Pertama, adalah nilai dana kelolaan dari perusahaan manajer investasi yang menerbitkan reksa dana. Perusahaan yang mengelola dana kelolaan dalam jumlah besar menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.  

Kedua adalah memperhatikan kinerja dari reksa dana yang dipilih, biasanya untuk melihat kinerja reksa dana akan dibandingkan dengan indeks acuan yang ada di dalam fact sheet reksa dana.

Selanjutnya, ketiga, memperhatikan konsistensi reksa dana apakah menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. Jika  berencana menggunakan reksa dana untuk mencapai suatu tujuan keuangan, perlu memperhatikan konsistensi ini. Semakin konsisten reksa dana tersebut memberikan keuntungan, maka keberhasilan juga semakin besar.

Keempat, dalam investasi ada istilah trading. Trading menunjukan sikap aktif dalam mengelola investasi. Investor membutuhkan elemen-elemen penting seperti ilmu, pengalaman, dan waktu untuk melakukan analisis dan membuat keputusan investasi. Apabila salah satu elemen tidak terpenuhi, sebaiknya seseorang dapat mempercayakan pengelolaan kepada manajer investasi.

Kelima, melakukan top up. Tujuan top up dalam berinvestasi adalah untuk meningkatkan modal atau membeli suatu investasi karena harganya sedang murah.

Meningkatkan modal untuk tujuan jangka panjang seperti hari tua, maka top up dapat dilakukan kapan saja dan dilakukan secara reguler. Apabila top up dilakukan karena mengambil kesempatan karena harga murah, maka perlu keahlian lebih lanjut sebelum top up, sehingga membutuhkan manajer investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro