Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali memberikan paparan pada Metrodata CxO Forum, di Jakarta, Kamis (7/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Referensi

RESENSI BUKU: Melawan Kompetitor Tak Kasat Mata

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 10 Februari 2018 - 19:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Banyak perusahaan tradisional yang telah lama berdiri merasa kondisi mereka baik-baik saja, tanpa menyadari saat ini mereka sedang digempur oleh lawan-lawan yang ‘tidak kasat mata’. Perlahan-lahan para kompetitor tersebut menggerus kedudukan korporasi-korporasi tersebut.

Di dalam buku terbarunya yang bertajuk Tomorrow Is Today, Rhenald Kasali mengupas pemetaan soal lawan-lawan tak kasat mata tersebut. Dia menggambarkan mereka sebagai lawan yang tak memiliki bentuk fisik yang sama dengan korporasi besar, tetapi sanggaup menyaingi mereka.

Buku dengan sampul berpalet jingga itu merupakan jilid terbaru dari seri Disruption yang menjadi karya penggebrak Rhenald di era ekonomi digital ini. Di dalam buku ini, dia mengangkat PT PP (Persero) Tbk. Sebagai studi kasusnya.

RESENSI BUKU: Melawan Kompetitor Tak Kasat Mata

Studi kasus tersebut, menurut hemat Rhenald, sangat relevan dengan era disrupsi yang sedang terjadi saat ini, dimana perusahaan tradisional tidak boleh lagi sekadar menyalahkan keadaan tanpa membuat strategi perang yang jitu untuk bertahan menghadapi kompetisi bisnis.

Dia menjelaskan PT PP adalah salah satu dari tidak banyak perusahaan tradisional yang berhasil merumuskan strategi jitu tersebut. Bahkan, menurutnya, perusahaan pelat merah itu berani mendobrak pola pikir tradisional dengan cara pandang yang berorientasi pada masa depan untuk menyelesaikan problematika yang dihadapi saat ini.

Secara umum, buku inni merupakan penjabaran tentang bagaimana memformulasikan strategi untuk menghadapi era disrupsi agar sebuah perusahaan dapat tampil sebagai pemenang di tengah persaingan yang semakin sengit.

Menariknya, judul Tomorrow Is Today yang dipilih Rhenald terinspirasi dari lirik lagi dari Billy Joel. Dia mengaku mendapat ilham dari kisah hidup Billy yang dilanda depresi berat di balik statusnya sebagai seorang bintang. Billy pun mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Kisah pilu Billy itu tidak hanya biasa dijumpai di dunia selebritas, tetapi juga di jagat bisnis. Dia menjelaskan di dunia bisnis dan pemerintahan sangat sering dijumpai sikap inferior dan fatalistik di antara para eksekutif dan wirausahawan.

“Mereka khawatir terhadap banyak hal. Berbicara dengan nada sedih, seorang pengusaha yang pernah berjaya merespons model baru bisnis yang digerakkan orang-orang muda, ‘Apa saya tutup saja semua usaha saya di sini? Pemerintah tak peduli dengan kami’,” tutur Rhenald.

Bagaimanapun, melalui buku ini dia berpesan bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan. Hanya mereka yang tidak mau berubah dan terperangkap dengan masa lalu yang akan kehilangan masa-masa emasnya.

Melalui buku ini pula, Rhenald ingin mengajak pembaca untuk melihat apa yang dilakukan para eksekutif sukses di Indonesia yang menyadari adanya ancaman disrupsi, tetapi terus terpacu untuk berinovasi dan melakukan self disruption untuk bisa bertahan atau bahkan keluar sebagai pemenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro