Warga Papua menggendong anaknya saat berada di kapal./Antara
Health

Bappenas Pimpin Pengentasan Stunting Terintegrasi

David Eka Issetiabudi
Kamis, 5 April 2018 - 19:58
Bagikan

Kabar24.com, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) optimistis upaya pengurangan stunting atau gagal tumbuh dapat ditekan menjadi 24% pada 2019.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan dengan pelaksanaan program pengentasan stunting terintegrasi, target RPJMN 2019 seharusnya dapat tercapai.

Menurutnya, upaya pengurangan stunting sudah dilakukan sebelumnya, tetapi belum secara bersamaan.

“Jadi tidak ada lagi Kementerian yang jalan sendiri-sendiri. Apalagi tidak melihat apa yang dikerjakan sama yang lain, atau misalkan pemda tidak sadar ada isu stunting di daerahnya,” ujarnya seusai mengikuti rapat terbatas (Ratas) Pengurangan Stunting, Kamis (5/4/2018).

Bappenas nantinya akan menyusun program, membuat target serta menjadi koordinator dalam program investasi penguatan sumber daya manusia tersebut. Sebagai salah satu program, akan digulirkan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Program intervensi gizi spesifik akan menyentuh pemberian suplemen berupa makanan bergizi yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan. Selain itu, untuk intervensi gizi sensitif, dilakukan dengan melakukan program air bersih, santiasi serta kampanye hidup sehat.

“Intervensi gizi sensitif bukan sulit dilakaukan, hanya belum terintegrasi. Sekarang kita sudah,” tambahnya.

Penguatan

Sejauh ini, stunting paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur. Untuk target jangka panjang, Bappenas belum menetapkan persentase besaran pengurangan stunting. Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan upaya penurunan stunting menjadi tahapan penting dalam investasi peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Jokowi mengatakan stunting atau gagal tumbuh merupakan ancaman untuk daya saing bangsa. Sebagai bagian dari investasi penguatan SDM, akan menggulirkan penguatan bantuan, di berbagai bidang, seperti penguatan kualitas sanitasi dan MCK.

“Selama ini dalam tiga tahun terakhir, kita sudah membagi biskuit untuk balita. Itu tidak cukup, perlu dilengkapi dengan ikan, telur dan kacang hijau,” tuturnya.

Menurutnya, gagal tumbuh pada anak akan memengaruhi produktivitas seseorang di usia produktifnya. Jokowi mengingatkan penurunan stunting merupakan kerja bersama, yang harus melibatkan seluruh elemen masyarakat dan pengaktifan kembali posyandu yang dibuat lebih terintegrasi.

“Mengedukasi publik, dan budaya hidup sehat. Agar menjadi sebuah lingkungan yang lebih sehat,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro