Desainer Agnes Budhisurya memakaikan kain batik Kudus kepada seorang model pada sebuah pagelaran busana pada 2012./Antara
Fashion

Sebuah Retrospeksi 73 Tahun Karya Agnes Budhisurya

Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Rabu, 18 April 2018 - 11:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Memasuki usianya yang ke-73, desainer Agnes Budhisurya merayakannya dengan memperlihatkan 73 busana terbaik hasil rancangannnya.

Sebagai restropeksi dari hasil karya yang dibuatnya, Agnes menggelar fashion show yang sudah dilakukan pada Senin (16/4/2018) sekaligus sebagai pembuka pameran karya-karyanya di Galeri Mitra Hadiprana. Pameran tersebut akan digelar sampai 21 April 2018.

Sebuah Retrospeksi 73 Tahun Karya Agnes Budhisurya

"Saya mendesain dari 1958 ketika saya masih berusia 13 tahun. Saya membuat gaun sendiri di bawah arahan ibu saya, ibu adalah seorang pembuat gaun pernikahan. Sejak itu, perjalanan saya dalam membuat karya dengan banyak bentuk terinspirasi dari pengalaman hidup," paparnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (18/4).

Agnes memulai karirnya dengan mandiri, bermodalkan kain dan gunting. Setelah berhasil menunjukkan karya busana yang indah dengan detail bordir yang apik, dia juga memperkaya desainnya dengan sapuan kuas cat air melukis di lembaran kain yang halus hingga batik dan tenun.

Sebuah Retrospeksi 73 Tahun Karya Agnes Budhisurya

"Konsep show kali ini yang istimewa adalah saya pilih sendiri berdasarkan keserasian dan mengangkat budaya Nusantara seperti barong, wayang, dan bunga-bunga [embroidery] khas Indonesia," lanjut Agnes.

Perempuan asal Jember ini memang terkenal dengan sentuhan bordirnya yang halus dan apik. Karyanya pun sudah terkenal sampai ke Tokyo, New York, Timur Tengah, dan Afrika Selatan.

Sebuah Retrospeksi 73 Tahun Karya Agnes Budhisurya

 

Agar tak diduplikasi oleh orang lain, Agnes terus berinovasi yakni dengan sentuhan cat lukis dalam desain karyanya.

"Saya selalu konsisten dengan karya saya dengan ciri khas sapuan kuas dari lembaran kain yang halus dan tetap mengedepankan kain tradisional berupa batik dan tenun. Kuncinya harus tetap unik," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro