Fashion

Desain Effortlessly Glamorous Paduan Fesyen Dan Desain Interior

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 24 April 2018 - 17:19
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bagaimana jadinya jika desain fesyen berpadu dengan desain interior? Hal itulah yang tertuang dalam buku bertajuk Desain Effortlessly Glamorous.

Buku kolaborasi antara Belinda, perempuan yang berprofesi sebagai desain interior dan desainer fashion Ferry Sunarto itu merupakan buku kedua yang dirilis Belinda.

Buku pertamanya adalah buku hukum dengan judul Hak Cipta karya Arsitektur yang diangkat dari desertasinya, dan pada ulang tahunnya ke 40 ini, Belinda mau membukukan karya-karyanya selama ini sebagai seorang desainer interior dengan style “Diary Glam” nya.

Ferry Sunarto digandeng sebagai suatu penghormatan dirinya atas karya-karya fashion yang selama ini memberikan pengaruh yang sangat hebat dalam desain-desainnya. Karya-karya fashion itu menurutnya bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan primer manusia, tapi sekarang sudah menjadi karya-karya seni bernilai tinggi.

Dalam buku ini, Ferry Sunarto akan menampilkan desain-desain kebayanya yang haute couture sehingga sejalan dengan style “Diary Glam” dalam karya-karya Belinda.

Buku ini adalah salah satu statement Belinda sebagai seorang Multidisiplin. Seseorang yang menggeluti beberapa profesi sekaligus dan menjadi master di profesi-profesi tersebut juga.

Kalau dilihat dari karya-karyanya, style Belinda walaupun berbeda-beda tapi tetap memiliki satu benang merah, yakni adanya sentuhan Glamour dan drama. Perpaduan warna emas, hitam, dan marun ataupun ungu, sangat terasa mengangkat drama dalam setiap desainnya. Pada awal Belinda mendesain Amaroossa Bandung, inspirasi besarnya adalah dari pertunjukkan “Phantom of the Opera”.

Sehingga warna-warna glamour dari sebuah theatre besar termasuk juga scene-scene dari pertunjukkan tersebut sangat terasa dalam desain hotel di Bandung tersebut. Untuk kamar-kamarnya sendiri moodnya juga berbeda-beda. Karena profesinya sebagai lawyer merek, maka tidaklah heran kalo merek-merek terkenal memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam karyanya. Khususnya dari produk-produk fashion.

Misalnya salah satu kamar di Hotel Amaroossa Bandung, yang diinspirasikan dari lingerie Victoria Secret, sehingga desainnya mengkolaborasikan motif leopard, warna-warna fuchia dan penggunaan fabric bertekstur bulu untuk memberikan kesan sensual dari desain kamar tersebut.

Kamar lainnya juga berbeda-beda inspirasinya. Ada dari merek Etro yang mengangkat motif ethnic dengan keberaniannya tabrak motif baik tribal art maupun motif parsley dan warna-warnanya yang cukup earthy. Termasuk juga fashion desainer yang paling berhasil mengambil hatinya adalah karya-karya dari Roberto Cavalli, yang pada saat itu sering mengangkat tema animal dipadu padankan dengan warna-warni yang bright. Desainer-desainer fashion itulah yang menjadi inspirasi Belinda dalam mendesain hotel-hotelnya.

Little Amaroossa di Cipete pun diinspirasikan dari hotel-hotel kecil di Paris, dan desain kamar-kamarnya didapatkan idenya dari baju-baju karya Diane von Furstenberg, sehingga motif polkadot dan warna-warna cerah ala Diane mempercantik hotel itu.
Salah satu desain yang paling dia banggakan adalah desain interior rumah pribadinya. Inspirasinya lagi-lagi dari fashion designer Coco Chanel dan Carolina Herrera.

Sehingga terasa nuansa classy elegant dikombinasikan dengan sentuhan tradisional agar suatu desain itu lebih eternal. Untuk desain resort Begreno Home milik pribadinya, style desainnya juga tetap mengusung inspirasi dari brand Etro, Roberto Cavalli, dengan konsep bangunan yang diilhami dari suasana pedesaan di Santorini dan Bali.

Kembali pada style nya Belinda yang Glamour dan Drama, dapat dikatakan secara lugas bahwa style desainnya adalah Diary Glam. Kata “diary” karena setiap desainnya seolah bercerita mengenai kehidupannya yang seperti drama, dan “glamour” yang membuat penikmatnya merasakan kemewahan dari suatu desain. Karena menurut Belinda, menjadi desainer interior itu seperti menjadi psikolog. Dia harus dapat membuat orang yang berada didalam karyanya merasa nyaman, betah, hommy, kreatif, atau seksi, bahkan merasa excited untuk bercerita tentang pengalamannya akan desain tersebut.

Harapannya agar semua orang mau mengeksplore seluruh kemampuan yang ada pada diri orang tersebut dan memaksimalkannya. Contohlah Leonardo Davinci yang terkenal selain sebagai seorang seniman juga sebagai inventor di bidang science. Begitu juga Einstein yang selain sebagai seorang scientist juga musician. Intinya, Belinda yang merasa dirinya sebagai seorang Kartini jaman now, mencoba menginspirasikan bahwa sebagai seorang wanita, tiga hal utama yang sangat penting untuk dimaksimalkan yakni brain (otak kanan dan otak kiri yang dieksplorasi secara simultan), beauty and behavior.

Hasil dari penjualan buku ini juga sebagian akan disumbangkan melalui Yayasan Tunas Cendikia, suatu yayasan yang memfokuskan pada pembangunan sekolah-sekolah di daerah-daerah terpencil. Kepedulian Belinda akan pendidikan membuatnya memilih yayasan tersebut untuk menyalurkan amalnya.

Walaupun sumbangan ini tidak berarti banyak, namun merupakan mimpinya agar semua anak di Indonesia dapat mengenyam pendidikan yang layak. Sehingga kedepannya SDM-SDM Indonesia menjadi berkualitas dan mumpuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro