Bisnis.com, PEMALANG—Bergoyang identik dengan berjoget atau dangdut. Tapi di Pemalang, Anda dapat merasakan sensasi lidah bergoyang saat mencoba nasi grombyang.
Menurut Imam, pengelola warung Nasi Grombyang Pak Haji Warso, kata grombyang bermakna bergoyang-goyang dalam bahasa Jawa. Karena itu, kuah di dalam mangkuk lebih banyak dari isinya, sehingga tampak grombyang-grombyang.
Tim Bisnis Indonesia Liputan Lebaran Jelajah Jawa-Bali (LL-JJB) 2018 pun tertarik mencoba panganan khas Pemalang ini. Setelah dihidangkan, harum rempah langsung menyeruak.
Potongan daging kecil, nasi, kuah, dan daun bawang memenuhi isi mangkuk yang kecil. Sekilas, kuah hitam dari biji kluwak membuatnya mirip dengan rawon.
Saat dicicipi, rasanya cenderung gurih manis. Bumbu dominan yang menari-nari di lidah ialah kelapa, tauco, dan bawang. Benar-benar sedap rasanya.
Pengunjung juga dapat menikmati nasi grombyang dengan sate sapi. Dan kedua panganan ini bagaikan duet maut yang siap menggoyang lidah.
Satu mangkuk kecil nasi grombyang dibanderol Rp15.000, dan sate sapi Rp5.000 per tusuk. Karena ukurannya yang mini, rata-rata pengunjung memesan langsung dua porsi.
Imam menyampaikan, pada hari biasa, warung Nasi Grombyang Pak Haji Warso dapat menyediakan 50 kg daging sapi. Namun, mulai H-4 Lebaran, kebutuhan daging sapi mencapai 100 kg per hari.
“Jelang Lebaran semakin banyak yang mampir makan. Makanya kami bisa sedia sampai 100 kg per hari,” ujarnya.
Pada bulan puasa, warungnya biasa beroperasi mulai pukul 10.00 WIB. Bila pengunjung ramai, jam 20.00 WIB seluruh dagangan sudah ludes disantap.
Menurutnya, salah satu keunikan nasi grombyang ialah dimasak dengan kayu dari bonggol jati. Hal ini sudah dilakukan sejak warungnya beroperasi pada tahun 1970-an.
Jadi, bila Anda melewati Pemalang, jangan lupa mencoba nasi grombyang. Siap-siap lidah Anda akan bergoyang senang.
Tim Peliput, Finna U. Ulfah, Jaffry Prabu Prakoso, Hafiyyan, Oktaviano DB Hana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
