Angka pada timbangan badan jadi indikator bagi seseorang menentukan obesitas/Istimewa
Health

Wanita Obesitas Bisa Hamil Spontan, Begini Caranya

Asteria Desi Kartika Sari
Sabtu, 4 Agustus 2018 - 13:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kita kerap mendengar mitos bahwa perempuan yang mengalami obesitas tidak bisa hamil. Faktanya, perempuan obesitas masih memiliki peluang untuk hamil. Namun, untuk mendapatkannya harus melakukan beberapa usaha seperti menurunkan berat badan terlebih dahulu. Pasalnya, selain berisiko pada kehamilannya nanti, juga dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan dirinya.

Melalui perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan melalui diet dan olahraga dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasi Canadian Medical Association Journal, program yang mempromosikan penurunan berat badan melalui perubahan gaya hidup lebih disukai dan dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan spontan, daripada operasi bariatric atau obat-obatan.

"Sangat penting perempuan sadar bahwa mereka dapat membahayakan kesehatan reproduksi mereka jika mengalami obesitas dan harus mempertimbangkan untuk memperbaiki gaya hidup mereka," kata peneliti senior Jean-Patrice Baillargeon dari Universitas Sherbrooke di Kanada seperti dikutip Reuters dikutip Sabtu (4/8/2018).

Para peneliti mencatat infertilitas, yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan mempengaruhi sekitar 15% pasangan di Kanada. Selain itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit bahwa infertilitas mempengaruhi 12% wanita di Amerika Serikat.

Kelebihan Berat Badan

Penulis mencatat, sebanyak 25% wanita Kanada usia reproduktif kelebihan berat badan dan 19% lainnya mengalami obesitas.

Presiden Masyarakat Endokrinologi dan Metabolisme Kanada Baillargeon mengatakan, bukti juga menunjukan bahwa jika seorang ibu mengalami obesitas selama kehamilan, itu meningkatkan risiko obesitas dan diabetes pada anak-anaknya.

Hal tersebut ditinjau dalam penelitian yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir tentang hubungan antara obesitas, kesuburan, modifikasi gaya hidup dan pilihan pengobatan obesitas lainnya. Mereka fokus pada analisis data dari 20 artikel ulasan yang paling relevan dan makalah penelitian asli.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa risiko infertilitas meningkat 27% pada wanita yang kelebihan berat badan, dan 78% pada wanita yang mengalami obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai memiliki indeks massa tubuh (BMI), rasio berat terhadap tinggi badan, 30 atau lebih. BMI antara 25 dan 29,9 dianggap kelebihan berat badan, dan antara 18,5 dan 24,9 dianggap sebagai berat badan yang sehat.

Gangguan Menstruasi

Obesitas paling sering merusak kesuburan wanita melalui gangguan menstruasi dan ovulasi, yang termasuk sindrom ovarium polikistik, para penulis menulis. Secara keseluruhan, peluang kehamilan turun 4% dengan masing-masing peningkatan satu poin dalam BMI. Obesitas juga menurunkan efektivitas perawatan kesuburan.

"Wanita yang mengalami obesitas biasanya membutuhkan perawatan kesuburan yang lebih mahal juga, ini dapat menjadi penghalang bagi mereka. Kami ingin wanita menyadari faktor-faktor ini." kata Baillargeon.

Obesitas dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri. Lebih lanjut, peneliti menyebut terdapat risiko diabetes gestasional, depresi pascapersalinan, dan kelahiran sesar. Bayi baru lahir juga lebih mungkin lahir lebih awal dan memiliki masalah kesehatan seperti cacat tabung saraf atau anomali jantung.

Beberapa organisasi kesehatan internasional merekomendasikan penurunan berat badan paling tidak 5% untuk wanita obesitas yang ingin hamil atau mengejar perawatan kesuburan.

Selain itu, studi sebelumnya menemukan bahwa wanita dengan sindrom ovarium polikistik, khususnya, mendapat manfaat dari program penurunan berat badan. Pasalnya,mereka cenderung memiliki obesitas sentral yang lebih tinggi dan resistensi insulin yang dapat menghambat kehamilan.

Hindari Diet Ekstrem

Annemieke Hoek dari Universitas Groningen Medical Center di Belanda mengatakan, beberapa penelitian tidak memberikan solusi untuk semua pertanyaan yang belum terjawab. Namun, secara keseluruhan, pihaknya mengatakan harus menjadi perhatian bahwa obesitas secara aktif mengganggu reproduksi.

"Orangtua di masa depan, pejabat pemerintah dan pembuat kebijakan harus menyadari bahwa jika populasi bertambah gemuk dan gemuk, kami meningkatkan peluang infertilitas," kata Hoek.

Selain itu, ahli endokrinologi reproduksi Penn State Health Milton S. Hershey Medical Center di Pennsylvania Richard Legro mengatakan meskipun menurunkan berat badan bermanfaat, namun perempuan harus menghindari diet ekstrem sebelum atau selama kehamilan.

Dia mengingatkan perlu fokus pada pemeliharaan berat badan yang tepat di seluruh siklus kehamilan.

"Harus ada perbedaan antara bersiap-siap untuk kehamilan dan secara aktif sedang hamil. Perempuan tidak boleh berdiet ketika tubuh mereka perlu menjadi toko energi. Ini mengirimkan pesan campuran ke otak,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro