Pedagang menunjukkan produk susu kental manis kemasan yang dijual, di agen grosir miliknya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7/2018)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Health

Susu Kental Manis Aman Dikonsumsi atau Tidak? Ini Jawaban Para Ahli Gizi

Maftuh Ihsan
Minggu, 12 Agustus 2018 - 22:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Susu kental manis tiba-tiba menjadi pembicaraan hangat pada tahun ini. Tepatnya pada pertengahan tahun ini, polemik tersebut memuncak yang diikuti oleh argumen pro dan kontra terhadap produk ini.

Beragam pertanyaan pun muncul, seperti apakah susu kental manis (SKM) merupakan produk susu? Apakah SKM aman dikonsumsi? Apakah SKM memberikan efek buruk bagi kesehatan?

Untuk menjawab berbagai informasi yang simpang siur tentang susu kental manis, Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengadakan seminar sehari berjudul “Literasi Gizi : Belajar dari Polemik Kasus Susu Kental Manis,” pada Jumat (10/8/2018) .

Dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, konsumsi susu nasional masih tergolong rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2017, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter per kapita per tahun.

Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia (50,9 liter), Thailand (33,7 liter), dan Filipina (22,1 liter), mengacu pada data USDA Foreign Agricultural Service 2016.

Produksi susu segar di Indonesia baru mencapai 920.093,41 ton pada 2017, naik tipis 0,81% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 912.735,01 ton.

Dari berbagai jenis susu yang beredar di pasaran, susu kental manis merupakan jenis susu yang paling banyak dibeli oleh masyarakat Indonesia.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor  Ahmad Sulaeman menyatakan bahwa susu kental manis terbuat dari susu segar serta kandungan lain seperti susu skim, susu skim powder, gula, susu bubuk whey, buttermilk powder, serta palm oil.

“Susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu,” ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (12/8/2018).

SKM, lanjutnya, merupakan hasil rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan lain. Gula yang ditambahkan digunakan untuk mencegah kerusakan produk.

“Produk susu kental manis lantas dipasteurisasi dan dikemas secara kedap (hermetis),” jelas Ahmad.

Ahmad Syafiq, Pakar gizi sekaligus Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia (PKGK UI), menyampaikan bahwa susu kental manis memiliki kandungan energi yang diperlukan untuk mendukung pemenuhan gizi masyarakat.

SECARA PROPORSIONAL

Menurutnya, susu kental manis tidak masalah apabila dikonsumsi secara proporsional. “Namun, jika sudah berlebih, apapun juga tidak boleh,” imbuhnya.

Kandungan lemak dan gula dalam susu kental manis sudah diatur dalam Perka BPOM 21/2016 tentang Kategori Pangan dan Standar Nasional Indonesia Nomor 2971: 2011 tentang susu kental manis.

Dalam aturan tersebut disebutkan kombinasi gula dan lemak pada produk ini adalah 51%-56% dengan kandungan gula 43%-48%.

Susu kental manis sebagai minuman harus dicampur dengan air sehingga setelah dilarutkan sesuai saran penyajian, kandungan susu kental manis memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 3,5 gram, total padatan susu bukan lemak tidak kurang dari 7,8 gram, dan kadar protein tidak kurang dari 3 gram.

“Perlu diingat bahwa semua jenis makanan saling melengkapi. Tidak ada makanan atau minuman tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Siapa saja boleh mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah tidak berlebihan,” katanya.

Namun perlu diingat, susu kental manis tidak cocok untuk bayi (0 – 12 bulan) dan bukan untuk menggantikan air susu ibu (ASI). Susu kental manis boleh disajikan sebagai minuman, tetapi tentu untuk balita harus disesuaikan penyajiannya dan bukan sebagai asupan tunggal.

Marudut Sitompul, Anggota Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI), menjelaskan bahwa susu kental manis memiliki dua karakteristik dasar, yaitu memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 8% serta kadar protein tidak kurang dari 6,5% (plain).

Namun, sejumlah data tidak resmi yang beredar menyebutkan bahwa kandungan gula dan lemak di susu kental manis lebih dari 70% di mana kandungan gula melampaui 60%. Data ini, lanjutnya, memunculkan persepsi yang salah mengenai susu kental manis sehingga berpotensi menimbulkan polemik.

MENIMBULKAN OBESITAS?

Dia menambahkan susu kental manis adalah minuman bergizi, tidak bisa disamakan dengan minuman manis atau air tajin yang sering diberikan ke anak. Gula dalam susu kental manis bukanlah sesuatu yang harus ditakuti.

Selain itu, hingga kini tidak ada data yang menyebutkan bahwa susu kental manis dapat menimbulkan diabetes atau obesitas.

“Berdasarkan data WHO, kegemukan dan obesitas ternyata terutama lebih disebabkan oleh kelebihan total asupan energi dan kurangnya aktivitas fisik,” imbuh Marudut.

Hardinsyah, Ketua PERGIZI Pangan, menjelaskan dari sisi budaya dan sejarah, susu kental manis sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai jenis makanan dan minuman di Indonesia sejak zaman dahulu.

Berdasarkan Survei Sosial dan Ekonomi Nasional pada 2016, rumah tangga masyarakat kota maupun desa di Indonesia paling banyak membeli susu jenis kental manis sebesar 66,1%.

Menyikapi polemik terkait susu kental manis, semua pakar gizi ini sepakat bahwa baik pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan upaya peningkatan literasi gizi serta terus melaksanakan upaya menyusun kebijakan berbasis data dan fakta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Editor : Maftuh Ihsan
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro