/ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Health

Psikolog: Fondasi Kesuksesan Anak Adalah Kebahagiaan

Asteria Desi Kartika Sari
Rabu, 15 Agustus 2018 - 21:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Tak perlu membelikan mainan atau boneka mahal untuk membuat anak menjadi bahagia. Namun, dengan memastikan bahwa tumbuh kembang anak melalui stimulasi dan kecukupan nutrisi yang seimbang dapat membuat anak bahagia.

Dalam hal ini keterlibatan orang tua menjadi kunci dalam membantu tumbuh kembang anak dapat berjalan secara optimal sehingga dapat mencapai kebahagiaan.

Psikolog Elizabeth Santosa mengatakan kebahagiaan adalah fondasi kehidupan. Menurutnya, tanpa kebahagiaan, apapun pencapaian anak di kemudian hari kurang sempurna.

"Punya anak pintar, sukses, tapi hatinya tidak bahagia, ya, enggak ada gunanya. Kebahagiaan adalah dasar kehidupan," kata perempuan yang kerap disapa Lizzie.

Lizzie mengatakan kabahagiaan saat masa kanak-kanak memiliki pengaruh positif terhadap tumbuh kembang kognitif, nilai diri, social skill serta karakter anak saat dewasa.

"Begitu pun dengan tumbuh kembang aspek sosial-emosional, anak yang bahagia sejak kecil memiliki peluang lebih besar untuk menjadi individu yang memiliki emosi positif dan memiliki kepuasan hidup yang tinggi di masa dewasa kelak, " jelasnya.

Kebahagiaan anak yang diperoleh dari kecil akan membentuk karakter anak saat dewasa. Dia menyontohkan anak yang kurang mendapatkan kebahagiaan saat kecil cenderung akan tumbuh menjadi seorang yang temperamental atau penuh emosi.

Dia mengatakan ada penelitian yang menunjukan bahwa salah satu hal yang membuat anak bahagia bukan berdasarkan aktivitas yang diberikan, melainkan keterlibatan atau kebersamaan dengan orang tua.

“Ada pasien yang anaknya mengalami gangguan, ibunya ternyata ibu rumah tangga. Saya pikir, kenapa anaknya bermasalah?” lanjutnya.

Dari permasalahan tersebut, artinya walaupun orang tua selalu di rumah, belum tentu anak bahagia apabila orang tua tetap sibuk sendiri tanpa ada keterlibatan dengan anak.

Dia mengatakan beberapa aktivitas yang membuat orang tua lebih terlibat dengan anak adalah mengutamakan waktu kebersamaan, kontak mata, dan membuat anak merasa paling penting.

Oleh karena itu, orang tua harus memberikan perhatian khusus. Selain itu, menurutnya hal terakhir namun terpenting yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah memberikan cinta tanpa syarat, memastikan nutrisi makanan cukup, mendukung minat, dan memberikan waktu untuk istirahan cukup.

Ketika anak sudah memasuki usia sekolah, anak juga harus mendapatkan cinta dari lingkungan sekitar sekolahnya. Kendati, orangtua tak bisa selalu memantau anak ketika mereka bersekolah.

Salah satu caranya adalah berhubungan baik dengan pendidiknya. "Guru yang baik akan menceritakan anak seperti apa kalau di sekolah. Guru adalah perpanjangan tangan kita [orang tua]," katanya.

Alangkah baiknya apabila orangtua, terutama ibu melibatkan diri dalam lingkungan anak. Misalnya, berinteraksi dengan orangtua murid lain sehingga bisa menanyakan kondisi anak di sekolah, atau bersosialisasi. Tak lupa, orangtua juga harus menunjukkan bahwa dirinya bahagia.

Pasalnya, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anak mereka sendiri. "Sebelum Anda bahagia, Anda tidak akan bisa mengajarkan kunci bahagia. Konsep anak adalah children see, children do," tutupnya.

Namun, berdasarkan temuan survei Nestle Lactogrow tercatat lebih dari 50% orang tua merasa belum cukup hadir dan terlibat dalam kegiatan bersama si kecil.

Brand Manager Nestle Lactogrow Gusti Kattani Maulani menjelaskan awal 2018 Nestle telah melakukan survei untuk mencari tahu arti kebahagiaan keluarga. Hasilnya ditemukan bahwa anak merasa bahagia saat bermain bersama orang tua, bahkan lebih bahagia dari ketika mereka bermain dengan adik atau kakaknya.

"Kami juga menemukan bagaimana para orang tua masih menemukan tantangan untuk menciptakan waktu berkualitas bersama keluarganya," kata Lani.

Dia melanjutkan, berdasarkan survei terhadap karakteristik kebahagiaan anak, kebanyakan orang tua juga hanya memperhatikan ciri-ciri fisik. "Misalnya saja saat anak menunjukkan ekspresi ceria dan aktif bergerak. "

Padahal, menurut Myers & Diener (1995) kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja melainkan lebih kepada rasa nyaman, aman dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro