Ilustrasi : Artis China Fan Bingbing/youtube
Entertainment

Fan Bingbing Masih Raib, Partai Komunis Tindak Showbiz China

Renat Sofie Andriani
Rabu, 12 September 2018 - 12:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Hingga beberapa bulan yang lalu, masa depan tampak cerah bagi Fan Bingbing. Salah satu bintang film terbesar di China ini pernah tampil dalam beberapa film blockbuster Hollywood. Sederet proyek baru sampai harus antre untuk dibintanginya.

Namun pada Juni, ia tersandung kasus dugaan mengemplang pajak. Usut punya usut, aktris cantik yang akan berusia 37 tahun ini dituduh tidak melaporkan seluruh perolehan honornya, tuduhan yang telah dibantahnya dengan tegas.

Idola China yang memiliki 63 juta followers di media sosial Weibo ini kemudian menghilang dari pandangan publik. Tidak ada lagi aktivitasnya berselancar di jagat maya, tidak pula terlihat jepretan terbaru sosoknya hasil karya paparazzi.

Bagi para eksekutif film, hilangnya Fan menjadi pengingat risiko yang dihadapi bisnis pertunjukan dalam negara yang terkenal dengan pengawasan terketatnya. Segala sesuatu dalam industri hiburan, mulai dari kelayakan kostum hingga upah para bintang film tak lepas dari pengaruh Partai Komunis, partai berkuasa di Negeri Tirai Bambu.

Stanley Rosen, seorang profesor ilmu politik dari University of Southern California yang mempelajari China dan industri filmnya, mengatakan diamnya Fan dan tindak keras pemerintah juga dimaksudkan untuk membuat pendapat politik.

“Media sosial dan opini publik, seperti yang Anda tahu, adalah pendorong penting kebijakan di bidang ini, terutama ketika menyangkut isu ketidaksetaraan, super kaya, dan kecurangan,” kata Rosen, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/9/2018).

Namun, ia memprediksi pemerintah tidak akan memperdalam tindak kerasnya dengan cara yang merugikan industri hiburan dalam jangka panjang.

Di sisi lain, kasus ini juga mendorong studio-studio produksi di China untuk melepaskan ketergantungan pada nama bintang-bintang besar untuk mendorong hits film mereka.

“Tindak keras ini akan memaksa studio-studio untuk fokus membuat konten berkualitas alih-alih hanya mengandalkan formula yang didorong nama bintang,” ujar Leiger Yang, mitra pendiri di Landmark Capital, perusahaan yang berinvestasi di startup dan studio hiburan.

Pergeseran dari formula itu akan datang tepat ketika booming sinema China kembali meraih momentumnya, didorong oleh hits lokal yang secara terus menerus menggeser film-film Hollywood.

Fokus Kualitas

Kesuksesan drama berbiaya rendah, seperti “Story of Yanxi Palace”, membawa titik balik dan peluang baru untuk industri yang telah ditekan oleh kompensasi berlebihan untuk selebriti, menurut CEO iQiyi Gong Yu.

"Industri ini harus menghentikan memberi kompensasi berlebihan kepada selebritas dalam produksi berkualitas rendah hanya karena mereka memiliki basis penggemar yang besar,” ucap Gong.

Menurut Yin Hong, profesor studi film dan TV di Tsinghua University, seiring waktu, hal ini akan mengarah pada pengurangan produksi yang buruk sekaligus memberikan industri kesempatan untuk fokus pada kualitas.

Hanya sekitar separuh dari 800 film yang dibuat oleh studio China tahun lalu yang berhasil merajai sinema. Di antara 400 film tersebut, hanya kurang dari seperempatnya yang mencapai penjualan tiket senilai setidaknya 100 juta yuan (US$14,5 juta). Sementara itu, ambang batas suatu hit adalah sekitar 1 miliar yuan dalam hal penjualan.

“Industri ini sedang mengalami banyak permasalahan saat ini. Tapi jika ditangani dengan benar, itu akan menjadi peluang yang bagus,” yakin Yin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro