"Peringatan 60 Tahun Karl May di Indonesia ini diisi dengan acara pemutaran film, bedah buku Otobiografi Karl May dan diskusi," kata Asisten Kulturprogramm Goethe-Institut Indonesia Dinyah Latuconsina hari ini.
Ketika perang kemerdekaan Indonesia usai pada 1949, penerbit Belanda yang berkedudukan di Jakarta, NV Noordhoff-Kolff, menerbitkan buku Raja Minyak karangan Karl May pada 1950. Dengan demikian, selama 60 tahun, buku-buku Karl May (1842-1912) berbahasa Indonesia telah melintasi masa dan generasi, menjadi bacaan yang sedikit banyak mempengaruhi kehidupan remaja Indonesia. Jumlah buku yang pernah diterjemahkan mencapai 25 judul.
Namun demikian, menurut catatan yang ada, sejak 1911, artinya 99 tahun yang lalu, buku Karl May berbahasa Belanda telah dibaca oleh para remaja di Batavia, baik yang berdarah Belanda, indo, atau pribumi.
Buku Karl May yang terakhir, Winnetou IV, diterbitkan pada 1910, atau 100 tahun yang lalu. Buku filosofis yang menyatakan tema perdamaian Karl May ini diterbitkan hampir berbarengan dengan Otobiografinya (1910) yang 100 tahun kemudian akhirnya bisa diterbitkan versi bahasa Indonesianya.
Acara 60 tahun Karl May di Indonesia selama 2 hari ini membahas pesan-pesan yang tercantum di Otobiografinya, dilengkapi dengan film panjang (2x90 menit) karya sineas Jerman, Hans Juergen Syberberg, panel diskusi tentang pengaruh karya Karl May di masa lalu, kini, dan masa depan, dan dilengkapi dengan film-film dokumenter yang menyertainya, baik tentang Karl May atau pun hubungannya dengan masyarakat Indonesia. (tw)
Film Karl May karya Hans-Jrgen Syberberg menampilkan Helmut Kautner sebagai Karl May yang dibuat di Jerman pada 1974, dengan durasi 187 Menit (2 Bagian), dan berwarna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
