Show

Sejumlah karya Affandi dilelang hari ini

Inria Zulfikar
Minggu, 29 Mei 2011 - 10:17
Bagikan

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable{mso-style-name:"Table Normal";mso-tstyle-rowband-size:0;mso-tstyle-colband-size:0;mso-style-noshow:yes;mso-style-priority:99;mso-style-qformat:yes;mso-style-parent:"";mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;mso-para-margin:0in;mso-para-margin-bottom:.0001pt;mso-pagination:widow-orphan;font-size:11.0pt;font-family:"Calibri","sans-serif";mso-ascii-font-family:Calibri;mso-ascii-theme-font:minor-latin;mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:minor-fareast;mso-hansi-font-family:Calibri;mso-hansi-theme-font:minor-latin;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Oleh Herry Suhendra

JAKARTA: Sejumlah lukisan karya maestro Affandi dan lukisan karya istrinya, Maryati, hari ini Minggu 29 Mei 2011 dilelang bersama sejumlah karya seni lainnya dalam Indonesias Diversity in Fine Art yang diselenggarakan Sidharta Auctioneer Fine Art Auction di Kemang Village Jakarta.

Karya-karya Affandi dari koleksi seorang anggota keluarga dekat Affandi sendiri yang terdapat dalam bagian kedua lelang ini terdiri dari beberapa karya Affandi, seperti gambar-gambar asli, sketsa, serta berbagai karya yang berkaitan dengan proses seni grafis, lukisan dan litograf.

Ada beberapa lukisan menakjubkan dan karya seni Maryati, istri sang maestro, yang didampingi dan dicat bersama dengan Affandi selama perjalanannya di Eropa pada tahun 1970-an. Selain itu juga ditampilkan beberapa lukisan terbaik putri Affandi, Kartika Affandi, dan mantan menantunya, Sapto Hoedoyo untuk melengkapi lelang ini.

Karya Affandi yang dilelang antara lain Self Portraits (pastel on cloth) ditawarkan dengan harga Rp 22 juta-Rp 33 juta, Self Portraits (pen ink on paper-Rp 12 juta-Rp 18 juta).

Selain itu kami menampilkan koleksi penulis kritikus dan kronikel seni Indonesia, Mamannoor, dalam lelang kami ini dan pada saat yang sama mendokumentasikan tanda penghargaan dan persahabatan dari sesama seniman dan rekan bagi dedikasi, keras kerja dan perhatian untuk seni rupa Indonesia. Kritikus seni Indonesia dan teman Mamannoor, Suwarno Wisetrotomo menulis pengantar yang indah untuk koleksi ini sebagai tanda persahabatan, kata marketing director Sidharta Auctioneer Syanda Kunto Prabowo hari ini.

Bersama seniman Indonesia lainnya, seniman Indonesia keturunan Tionghoa juga telah membentuk perkembangan seni rupa modern Indonesia, sejak awal tahun 1930-an. Mereka adalah Siauw Tik Kwie, Lim Kwie Bing, dan Liem Tjoe Ing datang dari koleksi lainnya yang ditawarkan.

Banyak karya seni yang tersedia di pasar seni Indonesia dalam beberapa waktu terakhir telah muncul kembali di pasar, dibeli dan dijual dengan harga tidak stabil. Sebaliknya, karya Dede Eri Supria, Tukang Daging, tetap mahal dan disimpan dalam koleksi pribadi seorang pria sejak awal 1980-an.

Ini jelas, merupakan salah satu karya Dede Eri Supria, yang paling penting, baik dari segi makna dan teknik. Hal itu dilakukan selama periode formatif, ketika dia sebagai seorang seniman berada pada fase terbaiknya. Lukisan ini patut mendapatkan rumah baru dan dihargai selama hampir 30 tahun, sampai hari ini.

Banyak karya seni lainnya dalam lelang datang dari berbagai koleksi, seperti dari galeri, dealer dan agen. Diantaranya karya-karya dengan nilai artistik serta sejarah: sebuah lukisan seorang perempuan karya Trubus Soedarsono bertahun 1956, dan Pasar karya Mochtar Apin yang berasal dari tahun 1960-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Mursito
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro