Show

Goethe putar film Traditional Children Games

Inria Zulfikar
Selasa, 12 Juli 2011 - 06:09
Bagikan

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable{mso-style-name:"Table Normal";mso-tstyle-rowband-size:0;mso-tstyle-colband-size:0;mso-style-noshow:yes;mso-style-priority:99;mso-style-qformat:yes;mso-style-parent:"";mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;mso-para-margin:0in;mso-para-margin-bottom:.0001pt;mso-pagination:widow-orphan;font-size:11.0pt;font-family:"Calibri","sans-serif";mso-ascii-font-family:Calibri;mso-ascii-theme-font:minor-latin;mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:minor-fareast;mso-hansi-font-family:Calibri;mso-hansi-theme-font:minor-latin;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Oleh Herry Suhendra

JAKARTA: Pusat Kebudayaan Jerman, Goethe Institut Jakarta akan memutar film bertema Traditional Children Games yaitu Hong (Indonesia), Wir Spielen dari Prancis, Portugal dan Spanyol pada 19 Juli 2011.

Pemutaran film yang berlangsung di GoetheHaus ini dibingkai dalam program ScreenDocs!Regular yang merupakan pemutaran film dokumenter dan diskusi. Kegiatan ini diadakan oleh In-Docs dan Goethe-Institut Indonesien sebagai upaya untuk mengembangkan wawasan masyarakat dalam mengapresiasi film dokumenter serta menjadikan film sebagai media untuk membahas isu-isu aktual di tengah masyarakat, kata Asisten Bidang Program Goethe Institut Lanny Tanulihardja hari ini. Film Hong karya sutradara Yoyo Sutarya dan Esa Hari Akbar mengangkat kearifan lokal dari komunitas HONG, sebuah komunitas yang mengajak anak-anak untuk kembali ke permainan tradisional. Karena permainan tradisional mampu meningkatkan motorik dan kreativitas anak.

Sementara film Wir Spielen merupakan sebuah buku harian mengenai permainan untuk anak-anak usia 7-12 tahun. Film ini juga sebagai sebuah undangan untuk berpetualang di dunia permainan anak-anak. Inilah satu langkah ke arah yang lain, sebuah jendela ke dunia melalui mata anak-anak, yang membuka pintu ke seharian dan lingkungan anak-anak.

Film Wir Spielen Prancis karya sutradara Francois Lecauchois menceritakan Sebastien yang berumur 10 tahun tinggal di daerah Basque. Daerah ini tidak biasa, karena sebagian masuk wilayah Spanyol dan sebagian lagi Perancis. Tanah Air Sebastien ialah yang masuk wilayah Prancis. Di sini dia biasa bermain dengan teman-temannya satu permainan bola yang istimewa, sejenis Squash berkelompok.

Pada film Wir Spielen Portugal yang disutradarai Cassandre Horne, menggambarkan seorang bernama Joana berumur 9 tahun dan tinggal di Portugal Utara. Ketika liburan tiba dia bermain dengan teman-temannya. Pada permainan babi kecil ada seorang tuan, budak, pendeta dan tiga babi kecil, yang dijual si pastor ke si tuan. Kemudian babi kecil itu boleh kabur.

Beda lagi dengan film Wir Spielen Spanyol yang juga disutradarai Cassandre Hornez. Masih tentang anak-anak, Cassandra menampilkan tokoh Ruben yang berumur 11 tahun tinggal dengan keluarganya di Andalusia yang cerah. Di sana dia dapat bermain dengan teman temannya di luar rumah. Mereka biasa bermain tangkap-tangkapan di satu lingkaran yang dibuat dengan kapur tulis atau main lempar-lemparan, yaitu permainan yang masing-masing pemainnya harus melemparkan 5 batu dalam bidang yang telah digarisi, yang berhasil memasuki batu tanpa meleset, dialah yang menang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Mursito
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro