MALANG: Ajang International Celaket Cross Cultural Festival (ICCCF), 8-10 April, yang memadukan beragam kesenian lintas Negara tersebut akan dijadikan Pemkot Malang sebagai agenda tahunan.
Kepala Dinas Pariwasata dan Kebudayaan (Dispartabud) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, mengatakan ICCCF merupakan sarana promosi yang efektif bagi Kota Malang untuk lebih dikenal secara luas.
“Selain itu ICCCF juga akan menjadi ajang bagi Kota Malang untuk menarik wisatawan mancanegara,” kata Made di Malang hari ini.
ICCCF, ujarnya, juga berhasil menampilkan beragam atraksi seni tradisional yang dipadu dengan kesenian modern. Bahkan seniman asing juga ikut terlibat di dalamnya.
Bahkan, lanjut dia, sebanyak 35 kelompok seni tradisional yakni jaranan atau kuda lumping mengikuti festival kuda lumping ICCCF. Hal itu menunjukkan jika seni tradisional masih terus tumbuh.
“Karena pada dasarnya setiap generasi harus bisa melestarikan budaya bangsanya. Dan kuda lumping merupakan kesenian yang merakyat dan banyak diminati seluruh lapisan masyarakat sampai sekarang.”
Hal itu, jelasnya, ditandai dengan tumbuhnya kesenian kuda lumping di kampung-kampung. Selain kuda lumping, kesenian lain yang juga tumbuh di masyarakat adalah tari topeng Malangan. “Karena itu kami terus mengupayakan seni tradisional bisa terus tumbuh dan berkembang di Malang.
Sementara itu, para pegiat kesenian Kuda Lumping Universitas Brawijaya (UB) Malang yang tergabung dalam Turangga Brawijaya, juga ikut tampil dalam ICCCF.
Herdy Setiawan, Koordinator Turangga Brawijaya, mengatakan ICCCF merupakan ajang pertukaran budaya terbesar yang melibatkan seniman dan budayawan tanah air dan 18 negara.(msb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel