JAKARTA: Clean Batik Initiative (Prakarsa Batik Bersih) yang didanai oleh Komisi Uni Eropa dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID) melakukan pembinaan kepada pengusaha batik di enam sentra industri batik di Indonesia untuk menghasilkan batik yang ramah lingkungan dan pihaknya juga ikut pemasarkan batik eco untuk go international.Pelaksanaan program tersebut, kata Martin Krummeck, Project Coordinator Clean Batik Initiative (CBI), fokus untuk produk efisiensi, menurunkan biaya, mengoptimalkan sumberdaya, menghasilkan produk ramah lingkungan dan keuntungan finansial.Program tersebut berlangsung selama empat tahun, periode Maret 2010 dan berakhir pada 2014 untuk membina sekitar 500-600 usaha kecil menengah di enam wilayah sentra batik di enam propinsi di Indonesia. Pihaknya sudah membina 100 IKM di Yogyakarta, 100 IKM di Trusmi, Cirebon, Jabar, 100 IKM Pekalongan dan Klaten. Pada tahun ini, rencananya di Sumenep, Jatim, Sulsel, dan Kaltim"Program ini juga bertujuan untuk membawa batik go internasional. Kita ikut memasarkan batik eco ke Korea, Jepang, Singapura dan negara di Asia," kata Martin, di sela-sela pameran Climate Change Expo yang berlangsung sampai ini di JCC.CBI bertujuan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang disebabkan oleh produksi batik sekaligus memaksimalkan keuntungan UKM serta meningkatkan kondisi kerja dan keselamatan pekerja produksi batik.Program yang dilaksanakannya pada proses produksi batik antara lain mengalihkan penggunaan kompor minyak tanah ke kompor listrik yang dirancang khusus, penggunaan pewarna alam, penambahan blower oksigen untuk meningkatkan panas pada proses pelorotan lilin, dan penambahan pencahayaan di ruangan pekerja pembatik. (faa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel