Bisnis.com, JAKARTA— Peristiwa banjir seperti saat ini, Senin (13/1/2014) akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Bila tubuh tidak kuat, maka seseorang akan rentan mengalami sakit.
Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Kementerian Kesehatan, menyampaikan beberapa penyakit yang perlu diwaspadai dan langkah mengantisipasinya.
Penyakit Diare
Penyakit ini sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu . Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, maka potensi banjir meningkat. Pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar.
Disamping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian, dan fasilitas serta sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan penyakit diare, disertai penularan yang cepat.
Langkah antisipasinya, diingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari terserang penyakit diare.
Disarankan membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat. Membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari. Menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal. Hubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala diare.
Penyakit Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu.
Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.
Untuk itu diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3-M. Yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
Selain itu agar masyarakat segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi, yang tidak jelas sebabnya, yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan.
Penyakit Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang.
Di Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia. Kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.
Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut potensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit.
Oleh karena itu untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis masyarakat agar melakukan langkah-langkah antisipasi yaitu menekan dan hindari adanya tikus yang berkeliaran disekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan. Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka. Gunakan pelindung misalnya sepatu boot, bila terpaksa harus kedaerah banjir. Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit berkepanjangan.
ISPA--Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat dapat / mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dan lainnya.
Penanganannya meliputi: istirahat, pengobatan simtomatis sesuai gejala, mungkin diperlukan pengabatan kausal untuk mengatasi penyebab, meningkatkan daya tahan tubuh,
Juga mencegah penularan pada orang sekitar, a.l dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan. Faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan ISPA.
Penyakit Kulit
Dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Kalau musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik.
Seperti juga pada ISPA, maka aktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan infeksi kulit.