Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang Hari TBC Dunia yang jatuh pada 24 Maret 2014, organisasi kemanusiaan medis internasional Médecins Sans Frontières atau Dokter Lintas Batas (MSF) merilis laporan terbaru yang memaparkan bahaya TBC tipe resisten-obat atau drug resistant tuberculosis/DR-TB yang semakin mengancam kesehatan masyarakat dunia.
Dalam laporan terbaru tersebut dipaparkan mengapa penyebaran TBC tahan obat (drug-resistant TB/DR-TB) yang mematikan adalah salah satu ancaman kesehatan terbesar di dunia saat ini.
Laporan tersebut menyerukan agar pemerintah, perusahaan farmasi dan para peneliti segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dan menemukan pengobatan baru untuk mengatasi penyakit yang membahayakan tersebut.
Sidney Wong, Direktur Medis MSF, mengatakan krisis DR-TB adalah masalah yang berdampak bagi semua orang dan menuntut respons internasional yang segera.
“Setiap tahun kami mendiagnosis lebih banyak pasien DR-TB, namun pengobatan yang kini ada tidak cukup baik untuk mengurangi epidemi tersebut. Di negara manapun kita tinggal, kemungkinan sembuh dari penyakit ini sangat sulit sebelum adanya kombinasi perawatan yang lebih singkat dan efektif,” ujarnya dalam rilis yang diterima Bisnis, Jumat (21/3/2014).
Setiap tahun, sekitar delapan juta orang di dunia menderita tuberkulosis (TBC) dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit yang ditularkan melalui udara tersebut. TBC dapat disembuhkan, namun respons global yang tidak memadai telah menyebabkan TBC tipe tahan obat terus bertahan.
Sekitar setengah juta kasus baru TBC resisten-berbagai obat atau multidrug-resistant TB (MDR-TB) muncul setiap tahun dan dilaporkan terjadi di hampir semua negara. Kasus-kasus TBC dalam bentuk yang semakin sulit diobati dilaporkan terjadi di hampir 100 negara. Kini, strain TBC tahan-obat yang lebih mematikan menyebar dari orang ke orang. Namun, belum ada pengobatan yang efektif.