Bisnis.com, JAKARTA—Berlibur bagi manusia dianalogikan seperti mengisi baterai yang sudah habis. Layaknya baterai, para pekerja juga membutuhkan daya dan energi rutin untuk mengisi kejenuhan, dan kebosanan.
Ritme kerja dan aktifitas bisa kembali semangat bisa terjaga jika jasmani dan rohani manusia dipenuhi kesegaran dan kegembiraan.
Konsultan Keuangan Risza Bambang menyarankan penggunaan hari libur yang baik idealnya ada 1 hari libur dalam 1 bulan kerja.
“Namun orang lebih suka mengumpulkan sampai 12 hari selama setahun untuk digunakan sebagai libur panjang,”ujar Chairman PT Padma Radya Aktuaria itu kepada Bisnis, Sabtu(21/2/2015).
Beberapa kelompok masyarakat mengalokasikan jatah 12 hari libur tersebut dengan dikaitkan pada hari raya. Ada juga yang dipakai sebagai liburan bersama keluarga dengan memanfaatkan libur sekolah.
Jika memutuskan mengakumulasi libur panjang, Risza menyarankan calon pelancong berfokus mematangkan rencana pada tiga hal penting. Yakni, mencari lokasi wisata (tourist attraction) yang menjadi ikon di tempat tujuan, transportasi, dan akomodasi.
“Pilihlah lokasi wisata dengan skala prioritas tertinggi agar bisa sesuai dengan kemampuan finansial, seperti juga menentukan jenis transportasi dan akomodasi,”tuturnya.
Menurut dia, penetapan lokasi wisata akan menentukan berapa lama kita berlibur.
Jika bersama keluarga dengan anak-anak yang masih kecil maka lokasi wisata juga harus disesuaikan dengan keinginan anak-anak agar mereka tidak bosan, tetap gembira serta tidak membahayakan keamanan, kesehatan, dan sesuai dengan kondisi fisik anak-anak.