Santri sekarang harus lebih terbuka terhadap dunia luar, sehingga memiliki strategi berdakwah yang menyejukkan dan efisien. Ini menjadi peran pondok pesantren dalam menanggapi aksi kelompok-kelompok Islam garis keras. Demikian pesan pengasuh Ponpes Salafiyah Purbalingga Gus Mansur Awit usai menyaksikan film Jalan Dakwah Pesantren bersama para santri di pelataran Pondok Pesantren Salafiyah Desa Karangasem, Kecamatan Kertanegara, Purbalingga, Minggu (30/10/2016)./Bisnis
Entertainment

Film Jalan Dakwah Pesantren Kenalkan Budaya Pesantren

Azizah Nur Alfi
Senin, 31 Oktober 2016 - 17:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Santri sekarang harus lebih terbuka terhadap dunia luar, sehingga memiliki strategi berdakwah yang menyejukkan dan efisien. Ini menjadi peran pondok pesantren dalam menanggapi aksi kelompok-kelompok Islam garis keras. Demikian pesan pengasuh Ponpes Salafiyah Purbalingga Gus Mansur Awit usai menyaksikan film Jalan Dakwah Pesantren bersama para santri di pelataran Pondok Pesantren Salafiyah Desa Karangasem, Kecamatan Kertanegara, Purbalingga, Minggu (30/10/2016).

“Ini menjadi tantangan dan tanggung jawab para santri harus tahu bagaimana sejarah dakwah Islam masuk Nusantara. Kemudian memanfaatkan teknologi internet, setidaknya untuk mengimbangi dakwah-dakwah versi wahabi yang sudah terlebih dahulu menggunakan teknologi itu,” tutur pengasuh pesantren yang sempat mengenyam pendidikan di Al-Azhar Kairo Mesir ini, melalui siaran pers kepada Bisnis.

Film Jalan Dakwah Pesantren yang berdurasi 37 menit itu berkisah sejarah panjang lembaga pendidikan berciri khas keagamaan yang lekat dengan lokalitas dan beragam tradisi serta budaya di Indonesia bernama pondok pesantren. Pesantren selalu berdialog dengan keadaan dan telah menjadi bagian dari peradaban dunia.

Sebelumnya, film yang diproduksi Kementerian Agama RI, Rekam Docs, dan 1926 ini telah diputar dan menjadi bahan diskusi keliling Pulau Jawa di puluhan pondok pesantren, kampus, dan kantong-kantong pergerakan seperti di Universitas Negeri Jakarta, Ponpes Cipasung Tasikmalaya, Ponpes Babakan Ciwaringin Cirebon, Ponpes Al-Azhar Muncar Banyuwangi, dan Stadion Maguwoharjo Yogyakarta.

Sebagai pembuka, diputar film-film pendek produksi Ponpes Salafiyah yang memancing antusias penonton. Usai pemutaran yang difasilitasi CLC Purbalingga ini digelar diskusi yang menghadirkan sutradara Yuda Kurniawan dan pengasuh Ponpes Salafiyah Gus Mansur Awit.

Sutradara Yuda Kurniawan mengaku sangat menikmati proses produksi dokumentar ini. “Biasanya saya bikin dokumenter ingin cepat selesai, untuk film ini sebaliknya, saya sangat menikmati,” terangnya.

Setelah singgah di Purbalingga, Jalan Dakwah Pesantren kembali berjalan menyambangi penontonnya yaitu mahasiswa IAIN Purwokerto dan santri di Ponpes Al Ihya Ulumaddin Cilacap.

Penulis : Azizah Nur Alfi
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro