Patung Suro dan Boyo./JIBI
Travel

Februari 2017, Kunjungan Wisman ke Jatim Turun

Annisa Sulistyo Rini
Senin, 3 April 2017 - 15:45
Bagikan

Bisnis.com, SURABAYA - Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jawa Timur (Jatim) melalui bandar udara Juanda pada Februari 2017 menurun 29,98% dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim Teguh Pramono mengatakan pada bulan kedua tahun ini jumlah kunjungan wisman tercatat sebanyak 12.013 kunjungan atau menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 17.157 kunjungan.

"Secara tahunan juga mengalami penurunan sebesar 19,67% dari 14.955 kunjungan," ujarnya di Surabaya, Senin (3/4/2017).

Teguh menyatakan, pihaknya belum mengetahui dengan pasti penyebab menurunnya kunjungan wisman ke Jatim pada bulan lalu. Pasalnya, BPS belum memiliki informasi yang memadai terkait tujuan para wisman datang ke Jatim. Selain itu, data frekuensi dan tarif penerbangan ke Surabaya juga belum terdapat informasi yang mencukupi.

"Bisa saja kalau untuk berbisnis, mereka datang di awal tahun untuk melakukan perencanaan. Di bulan selanjutnya tidak, hanya mengawasi dari jauh. Hal-hal seperti ini yang belum dapat kami catat," jelasnya.

Dari sisi asal negara, dari sepuluh negara dengan kunjungan terbesar ke Jatim, hanya Thailand yang mencatatkan pertumbuhan positif secara month to month, yakni sebesar 8,85%. Sisanya, mencatatkan penurunan, terutama wisman asal Amerika Serikat yang turun sebesar 54,87%.

China

Sedangkan, jumlah wisman yang paling banyak berkunjung berasal dari Malaysia sebanyak 2.035 kunjungan, disusul oleh Singapura dan China yang masing-masing sebesar 918 dan 792 kunjungan.

Sementara itu, kendati jumlah wisman yang datang berkunjung ke Jatim menurun, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang naik dari 53,74% menjadi 56,31% m-t-m. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, ada sedikit penurunan dari 57,83%.

Menurut klasifikasi bintang, TPK hotel bintang 2 pada Februari 2017 mencapai 66,81% atau menjadi TPK paling tinggi di antara hotel berbintang lainnya. Adapun, TPK hotel bintang 4 tercatat sebesar 62,43%, hotel bintang 3 sebesar 52,86%, hotel bintang 5 sebesar 42,38%, dan hotel bintang 1 sebesar 38,92%.

Rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel berbintang juga mengalami penurunan dari 3,61 hari pada Januari 2017 menjadi 2,71 hari di bulan lalu. Untuk rata-rata lama menginap tamu domestik mencapai 1,68 hari atau turun 0,11 poin dari 1,79 hari.

Secara keseluruhan, rata-rata lama menginap tamu di Jatim sebesar 1,72 hari atau turun 0,15 poin apabila dibandingkan Januari 2017 yang mencapai 1,87 hari.

"Hotel-hotel di Jatim harus berjibaku supaya wisman mau menginap di hotel mereka," kata Teguh.

Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim memperkirakan, puncak okupansi hotel akan jatuh di kisaran April dan Mei 2017 dan mencapai hingga 62%.

Hunian Kamar

Ketua PHRI Jatim M. Soleh mengatakan untuk dua bulan pertama 2017, yaitu Januari dan Februari, tingkat hunian kamar hotel di Jatim menurun dibandingkan akhir tahun lalu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jatim, TPK hotel pada akhir tahun lalu sebesar 57,48% atau turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 61,17%.

“Puncak tingkat penghunian kamar di Jatim kami perkirakan pada April dan Mei 2017 karena event mice, incentive, convention, and exhibition (MICE) pemerintah dan swasta sudah berjalan. Juga ada musim libur sekolah, menjelang puasa, biasanya kegiatan dimaksimalkan,” ujarnya.

Saat high season tersebut, Soleh menyebutkan pihaknya memproyeksikan TPK hotel di Jatim bisa mencapai hingga 62%. Sedangkan pada Januari-Februari tahun ini, tingkat penghunian kamar hotel berada di kisaran 49% hingga 52%.

Dia menyatakan pada awal tahun ini, anggaran pemerintah belum cair serta dari pihak korporasi swasta juga belum banyak mengadakan kegiatan MICE dan perjalanan bisnis, sehingga TPK hotel di Jatim menurun. Selain itu, wisatawan lokal juga belum banyak mengadakan perjalanan wisata dan bisnis.

Pada akhir tahun nanti, PHRI menargetkan TPK hotel di Jatim bisa mencapai 60% hingga 63%.

“Untuk mencapai target, PHRI akan bekerjasama dengan stakeholder untuk mengadakan table top meeting di acara Majapahit Travel Fair di Surabaya dan Makassar, serta mengikuti direct selling di daerah-daerah potensial,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro