Tersangka kasus narkotika, Axel Matthew Thomas (tengah/mengenakan penutup wajah) didampingi ayahnya, Jeremy Thomas, tiba di rutan narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (19/7/2017). Axel Matthew Thomas ditahan Polda Metro Jaya terkait perbuatan yang telah diakuinya yaitu memesan obat terlarang, Happy Five, dari Malaysia./Antara
Health

Kurang Pengetahuan Picu Konsumsi Obat Terlarang

Nindya Aldila
Selasa, 26 September 2017 - 02:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Konsumsi obat terlarang yang cenderung memperlihatkan angka kasus yang semakin tinggi merupakan refleksi dari terbatasnya pengetahuan masyarakat dari obat terlarang. Korbannya datang dari seluruh lapisan.

Belum lama ini, nyawa satu anak di Kendari, Sulawesi Tenggara melayang akibat mengkonsumsi obat PCC. Kalaupun obat haram itu dikonsumsi secara sengaja, hal tersebut berawal dari permasalahan tekanan hidup yang tinggi.

Genap sebulan sebelumnya, kabar tidak sedap juga sempat terdengar dari salah satu aktor dan komedian Tanah Air yang harus mendekam di balik jeruji akibat tertangkap mengkonsumsi dumolid yang disebut sebagai obat penenang.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno mengatakan obat yang jelas sesuai dengan resep dokter dan ataupun obat bebas yang bisa dibeli di apotek pasti ada keterangannya.

Hanya saja, masyarakat cenderung acuh terhadap hal tersebut. Di samping keterbatasan pengetahuan, kondisi lingkungan telah menekan kebebasan masyarakat untuk merasa relaks. Alhasil, masyarakat terbelenggu dengan rasa stre hingga penyakit depresi. Menurut beberapa kajian, angka depresi masyarakat di Indonesia cukup tinggi yakni sekitar 40%.

“Bayangkan saja kemacetan yang dialami setiap pulang kantor merupakan pemicu stres yang terus menerus. Ini terbukti dengan semakin meningkatnya konsumsi alkohol di masyarakat,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (25/9/2017).

Berdasarkan hasil uji laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terdapat dua jenis tablet PCC yang tercatat dikonsumsi korban yang berjatuhan di Kendari. Pertama, mengandung parasetamol, carisoprodol, dan cafein. Kedua, mengandung parasetamol, carisoprodol, cafein, dan tramadol.

Paracetamol baik sebagai sediaan tunggal maupun kombinasi bersama kafein masih diperbolehkan untuk penggunaan terapi hingga sekarang. Sementara carisoprodol merupakan bahan baku obat yang memberi efek relaksasi otot dengan efek samping sedatif dan euforia.

Pada dosis yang lebih tinggi dari dosis terapi, carisoprodol dapat menyebabkan kejang dan halusinasi, serta efek lainnya yang membahayakan kesehatan hingga kematian. Akibat banyak disalahgunakan, BPOM mencabut izin edar semua obat yang mengandung carisoprodol.

Adapun dumolid masih mendapat nomori izin edar dari BPOM, tetapi dumolid memang mengandung zat aktif nitrazepam yang merupakan obat psikotropika golongan IV. Nitrazepam biasa digunakan untuk pengobatan jangka pendek, seperti insomnia atau gangguan tidur dengan berbagai sebab.

Untuk itu, Untung menyarankan kepada masyarakat agar membebaskan diri dari ancaman jeruji akibat obat terlarang dengan mengalihkan stresnya kepada kegiatan yang lebih positif ketimbang meminum obat, meski efeknya bisa langsung memberi ketenangan. Misalnya membangun komunikasi yang lebih baik dengan keluarga, teman, atau konselor.

Selain itu, mempekuat kondisi rohani dengan banyak beribadah dan mencari hobi juga bisa menjadi metode perilis stres yang dibutuhkan masyarakat, terutama yang tinggal di perkotaan. Dengan demikian, kehidupan akan menjadi lebih berarti.

Masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan terkait obat terlarang, terutama kepada anak-anak. “Setiap obat dilengkapi dengan informasi efeks samping dan cara pemakaiannya. Seandainya semua masyarakat tahu, [hal seperti ini] tidak akan terjadi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro