Ilustrasi/ugandacancersociety.org
Health

Cara Deteksi Dini Kanker pada Anak

Nindya Aldila
Jumat, 16 Februari 2018 - 08:48
Bagikan

Bisnis.com JAKARTA -- Kanker menjadi salah satu pembunuh paling mematikan, tidak hanya bayi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Mengingat deteksi kanker pada anak lebih sulit, orang tua didorong untuk sadar melakukan deteksi dini.

Data dari Kementerian Kesehatan menemukan bahwa prevalensi kanker pada anak-anak adalah 2% dari semua kejadian kanker, tetapi merupakan penyebab kematian kedua pada anak-anak berusia antara 5-14 tahun.

Spesialis onkologi Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospitals Semanggi Moeslichanmengatakan kanker pada orang dewasa bisa dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau kurang berolahraga.

"Namun, gaya hidup bukanlah faktor pemicu kanker pada anak, sehingga jauh lebih sulit dicegah. Inilah pentingnya deteksi karena gejalanya sulit dikenali. Orangtua harus sadar bahwa mereka memiliki peran penting dalam deteksi dini secara berkala," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (15/2).

Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) menemukan bahwa prevalensi anak-anak dengan kanker meningkat 7% setiap tahunnya.

Leukemia adalah kanker yang paling umum pada anak-anak, diikuti oleh retinoblastoma, osteosarcoma, neuroblastoma, dan maligna limfoma.

Moeslichan mengatakan, penting bagi orang tua untuk sering-sering memeriksa keadaan seluruh tubuh anak, misalnya apakah ada benjolan.

Ini bisa dilakukan dengan meraba saat memandikan anak. Hati-hati apabila anak sering panas dan pucat, ada bintik-bintik pada kulit ataupun pendarahan pada kulit.

"Waspadai juga nyeri tulang, anak-anak belum bisa mengkomunikasikan sakit ini, sehingga dapat dipantau dari berkurangnya aktivitas fisik dari yang biasa mereka lakukan," ujarnya.

Bila ada satu atau lebih dari gejala ini muncul, lanjutnya, maka segera tes darah dan telusuri lebih detail dan lengkap dari hasil test darah tersebut.

Orangtua yang anaknya menderita kanker harus mencari informasi akurat dan detail dari dokter yang mendampingi anak.

Terbukalah dalam mengungkapkan kegalauan dan mendiskusikannya dengan dokter sehingga mendapat pengarahan dan pemahaman lebih mendalam. Kemudian, jalani pengobatan atau terapi yang disarankan dokter pendamping dengan tertib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro