Perceraian/
Health

Ini Bahayanya Orang Tua Bertengkar di Depan Anak

Reni Lestari
Jumat, 8 Februari 2019 - 15:12
Bagikan

Bisnis.com,  JAKARTA - Pasangan muda yang baru menjalani biduk rumah tangga berpeluang besar menghadapi banyak perbedaan yang harus dikompromikan. Tak jarang upaya mengkompromikan perbedaan justru berbuah konflik.

Konflik juga mungkin terjadi dan terus berlanjut saat si buah hati yang pertama hadir. Pola pengasuhan anak hingga hal-hal sepele seperti mengganti popok buat si bayi, bisa menjadi perdebatan diantara pasangan muda.

Namun tahukah Anda jika anak memiliki sensitifitas yang kuat akan emosi yang dirasakan orang tua mereka. Sehingga ketika ayah dan ibunya bertengkar, ada dampak tertentu yang muncul dalam diri si anak. Hal itu dialami pasangan selebritis muda Dallas Pratama dan Kaditha Ayu saat membesar putra pertama mereka yang kini berusia 2 tahun, Khalifa Elghani Dallas.

"Kami masih banyak belajar dan tanya-tanya juga sama orang tua," kata Dallas.

Dallas bercerita bahwa dia pernah ditegur sang putra untuk tidak lagi marah. Hal itu amat membekas di benaknya dan membuatnya dan sang istri tidak lagi berseteru di depan putranya.

"Ternyata dia sudah bisa merasakan, suatu kali dia bilang, 'dad, jangan marah-marah!' Jadi dari situ saya tersentil dan sejak saat itu tidak pernah lagi marah di depan anak," jelasnya.

Dallas melanjutkan, sejak ada teguran dari sang anak itu, dia dan Kadhita harus menunggu Khalifa tidur terlebih dahulu jika ingin memperdebatkan sesuatu.

Psikolog anak dan keluarga Ajeng Raviando menerangkan ada dampak besar yang akan terjadi pada diri anak jika terlalu sering melihat orang tuanya bertengkar. Ajeng mengatakan, dampak yang akan paling langsung terjadi adalah muncul ketakutan dan kecemasan dalam diri si anak.

Sebabnya, selama bertengkar umumnya orang dewasa saling melempar kata-kata dengan suara yang keras. Hal itulah yang menimbulkan ketakutan pada anak. Belum lagi jika terlontar kata-kata kasar dari orang tua selama beradu pendapat, sangat mungkin jika si anak menyimpannya sebagai memori masa kecil yang buruk.

"Sama saja kalau ada petir, anak takut karena suaranya keras. Jadi ketika orang tua sering marah di depan anak, jangan lupa ada intonasi, ada tekanan, ada kata-kata yang tidak bagus. Walaupun anak belum tahu artinya tetapi itu bisa tertanam," kata Ajeng.

Dia melanjutkan, di usia tumbuh kembang tersebut, anak belum memiliki cukup kecerdasan untuk mengungkapkan emosi.
Jika orang tua terlalu sering menampakkan perilaku emosional pada anak, maka akan muncul kecenderungan anak juga sering marah karena menganggap cara mengekspresikan sesuatu hanya dengan marah semata.

Jadi jika anak Anda sering marah, maka kemungkinan besar dia mencontoh apa yang ditampakkan orang tuanya mengenai ekspresi emosi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro