Ully Ulwiyah, seorang mantan penderita Multidrug-Resistant Tuberculosis (MDR TB) atau TB resisten obat, menceritakan pengalamannya berjuang melawan TBC dalam acara temu media terkait Peringatan Hari TBC Sedunia di Kantor Kemenkes, Jakarta, Selasa (19/3/2019)/Denis Riantiza M
Health

Ini Cerita Ully Ulwiyah Berjuang Menghadapi TBC dan TB MDR

Denis Riantiza Meilanova
Rabu, 20 Maret 2019 - 09:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Penyakit tuberkulosis, juga dikenal dengan istilah TBC atau TB dapat disembuhan secara tuntas dengan catatan minum obat secara rutin dan teratur, minimal selama 6-9 bulan dengan bantuan pengawasan.

Bila obat tidak diminum rutin dan teratur, akan terjadi resistensi kuman terhadap obat TBC. Hal seperti itu dialami Ully Ulwiyah, mantan penderita Multidrug-Resistant Tuberculosis (MDR TB) atau TB resisten obat.

Ully menceritakan, pertama kali terkena TBC ketika usianya menginjak 10 tahun. Namun kala itu Ully dan keluarganya tidak memiliki cukup pengetahuan mengenai TBC.

Kurangnya pengetahuan ini membuat Ully tidak mendapatkan pengobatan sebagaimana mestinya.

"Saya baru kenal obat TB saat usia saya 12 tahun. Itu setelah ibu saya mengeluh kepada adik iparnya yang kebetulan bidan," ujar Ully menceritakan pengalamannya pada acara temu media terkait Peringatan Hari TBC Sedunia di Kantor Kemenkes, Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Sayangnya, Ully yang masih kecil itu tidak tuntas meminum obat. Setelah 4 bulan minum secara teratur, Ully mulai jenuh dan terkadang lupa meminum obat. Padahal obat itu harus diminum rutin selama 6 bulan.

Kelalaian Ully berdampak panjang. Ternyata ia belum sembuh total. Beberapa kali TBC-nya kambuh.

"SMA kambuh lagi, saat itu minum obat full 6 bulan. Kambuh lagi 2006, sampai setahun saya minum obat. Terus waktu saya menikah, saya hamil begitu terus, dinyatakan sembuh akhirnya kambuh lagi, 2007 kambuh lagi. Sampai akhirnya divonis positif MDR," kata Ully.

Multidrug-Resistant Tuberculosis (MDR TB) merupakan tahap kuman TBC yang tidak lagi peka atau kebal terhadap obat antituberkulosis. Penanganan pada MDR TB menjadi lebih rumit dan pengobatannya butuh waktu lama serta efek sampingnya lebih kuat.

Setelah divonis MDR TB, Ully harus menjalani pengobatan selama 23 bulan dengan suntik selama 8 bulan setiap hari.

"8 bulan tiap hari ke rumah sakit. Tiap hari disuntik, kalau suntik Sabtu-Minggu saja yang libur. Saya bisa membedakan TB biasa dengan TB MDR. Enggak banyak yang saya alami ketika TB biasa, mungkin agak mual. TB MDR saya bisa sampai depresi, kayak orang ketakutan," kenangnya.

Sejak divonis kebal obat, ia pun bertekad sembuh. Selain teratur minum obat, Ully juga memperhatikan asupan makannya. Ia kemudian dinyatakan sembuh pada 2013 dan kini aktif dalam kegiatan pendampingan kepada para penderita TBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro