Salah satu mural di dinding bangunan di Jakarta./repro-Bisnis
Fashion

Grafiti, Seni Jalanan yang Menawan Hati

Syaiful Millah
Minggu, 19 Mei 2019 - 05:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Menyusuri jalanan dengan pemandangan karya seni grafiti atau mural tentu bakal menarik perhatian. Apalagi, jika lukisan mural tersebut dibuat dengan ukuran besar di dinding yang juga berukuran besar. Jelas terlihat mencolok.

Hal tersebut yang akan didapatkan bila kita menyusuri jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat atau tepatnya di kawasan kompleks Duta Merlin Harmoni. Yah, ada yang berbeda di kawasan tersebut sejak 4 Mei, ketika Insitut Prancis di Indonesia (IFI) menggelar puncak kegiatan Off The Wall Jakarta 2019.

Kegiatan itu menghadirkan empat seniman kolaborasi dari Indonesia dan Prancis. Adalah L’Atlas (Jules Dedet Garnel) dan Katre (Antonin Givern) yang merupakan seniman Prancis serta Stereoflow (Adi Darma) dan Darbotz asal Indonesia. Keempatnya melukis grafiti di dinding berukuran 47 meter x 16 meter di Duta Merlin Harmoni.

Claire Thibaud Piton, kurator acara Off The Wall Jakarta 2019, mengatakan bahwa seni grafiti yang identik dengan seni jalanan pada dasarnya merupakan karya seni yang dekat dengan masyarakat secara langsung.

“Off The Wall diadakan sebagai cara agar warga Indonesia bisa menikmati karya seni secara lebih sederhana, tidak perlu formal datang ke museum atau pameran seni, tetapi bisa dinikmati di jalanan yang biasa kita lewati,” ujarnya.

Thibaud Piton menerangkan proses kurasi hingga terpilihnya empat seniman itu dilihat dari berbagai aspek. Utamanya adalah kemampuan dan keunikan masing-masing dalam menterjemahkan sebuah ide ke dalam seni mural.

Terlebih, keempatnya merupakan seniman yang telah memiliki nama di kancah internasional terkait dengan seni mural atau grafiti. Katre, L’Atlas, Stereoflow, dan Darbotz telah menghiasi banyak dinding di jalanan beberapa negara dengan coretan khas mereka.

CIRI KHAS

Seniman asal Indonesia, Stereoflow, mengungkapkan bahwa karya seni mural raksasa dalam kegiatan Off The Wall Jakarta kali ini lebih menonjolkan keunikan masing-masing seniman dalam melukis di dinding ketimbang pesan yang ingin disampaikan.

“Tentu ada pesan tertentu, tetapi ini lebih pada nunjukkin style dan teknik kami sebagai seorang artist. Saya lebih banyak main warna, Katre dengan gabungan konsep foto dan grafis, L’Atlas bermain dengan garis, dan Darbotz yang main dengan objek imajinatif dan bayangan,” katanya.

Karya Stereoflow sendiri seperti diungkapkannya lebih banyak bermain campuran dan gradasi warna dalam pembuatan karya. Mayoritas warna yang digunakan dalam proyek puncak Off The Wall Jakarta adalah biru muda, merah muda, kuning, hitam dan putih. Disusun secara epik dengan garis lurus, diagonal hingga melintang.

Sementara itu, karya seniman Prancis L’Altas terlihat sangat unik dengan permainan garis menyerupai kaligrafi yang didominasi warna biru tua. L’Atlas bercerita bahwa dirinya memang tertarik dengan seni kaligrafi yang kini menjadi ciri khasnya sebagai seorang seniman.

Untuk itu, dia pernah berkeliling dunia selama beberapa tahun dalam rangka menemui master of calligraphy dan belajar tentang hal itu.

“Untuk bisa sampai di titik ini banyak hal yang telah saya lalui. Saya belajar tentang arkeologi, saya belajar juga tentang history of art karena ini sangat penting, tetapi yang paling mendalam adalah soal kaligrafi, saya traveling sekitar 10 tahun untuk belajar tentang itu,” ujarnya.

Pada akhirnya, L’Atlas menemukan font otentik miliknya dengan kombinasi kaligrafi dan garis geometrik. Selain itu, keunikan lainnya adalah bahwa dia selalu berupaya mengkreasikan namanya sendiri pada setiap karya yang dibuatnya.

Mural lainnya yakni milik Katre yang seolah menggambarkan ruang dengan warna oranye dan biru. Karya seni lukis berbentuk arsitektur bangunan memang merupakan ciri khasnya. Dia mengatakan bahwa memang sering mengunjungi bangunan atau pabrik secara langsung sebagai inspirasi karya.

“Saya hobi fotografi, terlebih untuk bentuk arsitektur ruang. Saya sering pergi ke pabrik atau sebuah gedung lalu memotretnya. Dari situ saya buat karya seni yang mengombinasikan berbagai tempat yang pernah saya kunjungi,” katanya.

Terakhir adalah karya seni mural dari seniman lokal, Darbotz, yang dikenal dengan objek imajinatif. Dalam karyanya di kegiatan Off The Wall, terlihat dia menggunakan dominasi warna hitam dan putih, diselingi garis kuning. Terdapat beberapa lingkaran yang di dalamnya berisi berbagai objek lain dengan bentuk yang beragam.

Para seniman Off The Wall Jakarta 2019 mengaku senang bisa terlibat dalam proyek ini. Pasalnya mereka bisa saling bertukar pikiran mengenai teknik, ide, dan konsep karya dari setiap individu.

Selain itu, mereka menyampaikan harapan agar karya yang telah dibuat itu bisa mendapat apresiasi positif dan bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia, “Kami semua ingin ini menjadi semangat dan inspirasi agar para seniman bisa terus berkarya sehingga bisa dinikmati oleh lebih banyak orang,” kata Thibaud Piton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Sumber : Bisnis Indonesia Weekend
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro