Ilustrasi pengecekan kadar gula darah terhadap penderita diabetes melitus/Reuters
Health

Kasus Kebuataan Akibat Diabetes Meningkat

Novita Sari Simamora
Sabtu, 12 Oktober 2019 - 00:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Diabetes melitus menjadi penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan atau disebut penyakit diabetik retinopati (DR). Penyakit ini merupakan salah satu komplikasi mikrovaskular diabetes melitus dengan angka prevalensi yang cukup tinggi.

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, diperkirakan prevalensi retinopati diabetik sebesar 42,6%. Setidaknya akan ditemukan 24.600 orang dengan retinopati diabetik dan sekitar 10% dari jumlah tersebut mengalami kebutaan.

Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada 2030 dengan estimasi 98.400 orang menderita diabetes dan sekitar 11.000 orang di antaranya mengalami kebutaan.

Mengingat sebagian besar kebutaan akibat diabetik retinopati merupakan kondisi yang permanen dan tidak dapat diobati, maka pencegahan dan pengobatan menjadi hal yang penting-penting.

DR yang semakin berkembang akan mengakibatkan diabetik makular edema (DME). Pada orang yang menderita DME, maka kualitas penglihatan akan semakin menurun seperti adanya titik hitam, buram dan melihat garis bergelombang. DME yang tidak segera diobati sejak dini ditambah dengan tidak terkendalinya kadar gula darah akan mempercepat proses terjadinya kebutaan.

DME terjadi ketika kebocoran cairan ke pusat makula, bagian peka cahaya dari retina yang bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan langsung. Cairan di makula bisa menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah atau kebutaan.

Dalam suatu penelitian terhadap 1.184 orang berusia lebih dari 30 tahun dengan Diabetes Melitus tipe 2 yang tinggal di daerah urban dan pedesaan Yogyakarta, Jawa Tengah menunjukkan prevelensi DR yang tinggi dan DR yang mengancam penglihatan (VTDR- Vision Threatening Diabetic Retinopathy).

Sekitar 1 dari 4 orang dewasa menderita VTDR dan 1 dari 12 orang dengan VTDR akan mengalami kebutaan. Pada pasien Diabetes Melitus menahun, perubahan tingkat gula darah dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di dalam retina dan dapat menyebabkan komplikasi yang memiliki konsekuensi parah dalam hal morbiditas (angka kesakitan).

Untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas penglihatan, maka sangat penting bagi pasien DME untuk segera diberikan pengobatan yang tepat agar penglihatannya dapat dipertahankan. Tanpa pengobatan, dengan menggunakan pemeriksaan ketajaman mata (ETDRS), pasien DME dapat kehilangan 2 baris dari penglihatannya dalam waktu 2 tahun pertama.

Dengan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat, kemungkinan pasien kehilangan penglihatan dapat diminimalkan dan bahkan dipulihkan, sehingga memungkinkan mereka untuk bisa mendapatkan kualitas hidupnya kembali.

Ketua Perkumpulan Ahli Vitreoretina / Indonesian Vitreoretinal Society (INAVRS), Arief S Kartasasmita menyarankan pasien yang mengidap DM lebih dari lima tahun untuk memeriksakan retinanya. Penyebab utama retinopati adalah kombinasi dari tingginya tingkat tekanan darah, gula darah dan kolesterol.

Komplikasi umum Diabetik Retinopati adalah Diabetik Makular Edema, biasa dikenal sebagai DME4. Risiko berkembangnya DME terkait erat dengan seberapa lama pasien telah hidup dengan Diabetes Melitus dan tingkat keparahan dari Diabetik Retinopati.

Arief lanjut mengatakan penting sekali untuk terus melakukan edukasi berkelanjutan untuk dokter mata umum dan retina untuk mendiagnosa DME lebih dini. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sudah dilakukan skrining secara aktif dengan meletakkan alat skrining foto fundus pada poli penyakit dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro